Membelit kebisuan
Dan sekali mencuat
Dalam jamuan malam
Pekat merayap
Menyisiri tepi perumahan,
Di lorong-lorong sunyi tercekat
Sesosok wanita direngkuh hujan
Tak henti-henti diterkam keraguan
Akankah imannya bertahan?
Kala goresannya memudar
Dalam riak perjuangan
Tak terekam mata
Karena kala itu,
Malam hanya merambat
Pada lalu-lalang orang pulang
Melintas sejenak,
Tanpa lagi menoleh
Sesosok wanita direngkuh hujan
Menghitung derap seperti membilang
angka 1,2,3
Mengukur masa seperti menakar
timbang neraca
Diselimuti lusuh dan basah
Menerawang lampu jalan
Yang mati dan remang-remang
Hingga sesosok wanita direngkuh
hujan
Merasai indahnya malam tanpa
bintang
Hanya sendiri dan ia tenang,
Dalam do’a yang lamat-lamat ia
haturkan
Dalam langkahnya yang mulai lelah
2012
Comments
Post a Comment