Dalam
lingkaran yang kita jaga setiap kalinya,
Aku
memandangi wajah-wajah di depanku penuh harap dan haru,
Jika
lingkaran kita ibarat taman,
Maka kalian
adalah kuncup bebungaan yang kan mekar baru,
Dan aku
adalah penyiram dari tiap-tiap kalian.
Ada apa
adikku?
Kumelihat
kau melayu,
Dan langkah
kakimu seakan kuyu,
Seakan jauh
niatanmu tuk menjadi wanita setegar khadijah binti khuwailid
Atau sesabar
asma’ binti abu bakar
Bukankah
kita sama merindu,
Perjumpaan
yang abadi di Hari berbangkit nanti?
Apakah ada
dunia membayang dipelupuk matamu?
Kiranya
perjuangan ini mudah,
Pasti banyak
yang mengikutinya,
Tetapi
perjuangan kita bukan perjuangan yang ringan,
Darinya ia
banyak menuntut kita,
Harta kita,
waktu kita, tenaga dan pikiran
Bahkan nyawa
yang hanya satu-satunya ini,
Ketahuilah,
adikku
Aku juga
manusia yang sering alpha,
Hanya mampu
memberi sedikit pengetahuan,
Dan arahan
dalam melangkah,
Membeberkan
kepada kalian seperti apa wajah bumi yang tengah kita pijak ini,
Agar tak sesat
jalan kalian,
Agar tak
terbawa arus kalian,
Mencari
keridlaan sang Mudabbir.
Sungguh
adik-adikku,
Dalam
pembinaan yang kita lakukan,
Dalam
nasehat-nasehat yang aku sematkan,
Dalam arahan
juang yang aku tunjukkan,
sejatinya
aku sedang menasehati diri sendiri,
Karena
kalian adalah cerminan bagi diriku
Dan Aku
melihat diriku disetiap diri kalian,
Maaf dalam
perjumpaan kita, ada luka yang belum mampu aku sembuhkan,
Ada tepuk
yang ternyata menyakitkan,
Ada jabat
yang ternyata menyesakkan,
Ada kekata
yang tidak berkenan,
Hingga tak
ikhlas hati kalian, atau tak nyaman.
Karena
pembinaan yang kita lakukan,
Sesungguhnya
adalah perjuangan,
Untuk
mempersembahkan bagi ummat,
Wanita-wanita
pendobrak peradaban yang kelam,
Sang
pemegang panji Rasulullah…
Maaf adik-adikku,
Bila banyak
khilafku,
Bila tak
sempurna aku, tak selayak Rasul dalam memandu,
Karena tak
kubiarkan kalian memilih jalan mulus yang berpangkalkan neraka,
Tak
kubiarkan kalian rehat walau sejenak,
Karena
istirahat bagi kita yang sesungguhnya adalah syurga,
Dan dunia
bukanlah tempat bagi kita tuk berleha-leha
‘laa
raihatan ba’dal yaum, laa raihatan ba’dal yaum’…
Kau tahu adikku,
Tersemat
harapan besar aku untukmu,
Semoga dari
lisanmu yang tak henti menyuarakan yang haq dan mencegah yang bathil,
Segera tegak
bisyarah Rasulullah,
Dan
terwujudlah janji Allah Azza wa jalla
Kembalinya
khilafah islam yang kedua,
Dan
tercurahnya Rahmat Allah dari langit dan bumi
Maka,
teruslah istiqomah,
Teruslah
berjuang hingga kelelahan itu lelah mengikuti,
Teruslah
berlari hingga kebosanan itu bosan menyertaimu,
Karena dunia
ini sesungguhnya sangat singkat,
Dan tempat
kita kembali sesungguhnya jauh lebih kekal dan abadi
Adikku, tersemat
dalam do’aku,
Semoga
lingkaran kita tak terputus sampai disini,
Semoga kita
dipertemukan kembali, dalam sebaik-baik pertemuan
Di
sebaik-baik tempat kembali.
Maka jika
tak kau melihat aku dalam syurga sana membersamaimu,
Jangan
lupakan aku,
Dan ingatlah
bahwasanya kita adalah lingkaran yang saling mengingatkan
Dalam
keistiqomahan.
dibawakan dalam MUMDAS (Merajut Ukhuwah, Melejitkan Dakwah & Syari'ah) bersama LDK Fosdik Al-Umdah UNM
2 Januari 2016, Benteng Somba Opu
Comments
Post a Comment