“kau tahu, apapun akan aku korbankan
untuk mu, untuk kebahagiaanmu, untuk masa depanmu.”
“bahkan jika kau menyakitiku, maaf
selalu kuberikan padamu.”
“dimataku kau tak pernah dewasa. Kau
masih anakku bahkan hingga rambutmu memutih sama banyaknya dengan rambut putih
di kepalaku.”
“aku hidup hanya untukmu.”
“kau selalu punya tempat untuk pulang.
Aku akan selalu menunggu kepulanganmu.”
“jika tak melihatmu aku khawatir. Jika
kau sakit aku semakin khawatir. Jika kau bersedih aku khawatir. Jika aku
meninggalkanmu aku khawatir.”
“namamu, tak pernah lepas dalam
do’aku.”
“kau tak perlu jadi orang hebat untuk
membahagiakanku. Karena keberadaanmu merupakan anugerah bagiku.”
Kata-kata diatas bukan gombal
lelaki miskin komitmen kepada wanita. Atau bukan pula penggalan percakapan
drama-drama korea. Bukan.
Kalimat diatas adalah kasih sayang
sejati seorang ibu. Yang menyaingi gombalan terdahsyat manapun. Atau
mengalahkan drama picisan romantis.
Karena kisah yang selama ini
bertebaran, melulu tentang cinta laki-laki dan perempuan. Cinta? Ah, segitu
sempitnya ia diceritakan.
Kamu boleh jadi punya kisah hebat
nan mendebarkan dengan pacar mu yang tak halal, tetapi kamu punya ibu yang tak
pernah habis cintanya bahkan hingga kau berumah tangga. Cinta yang tak pernah
menuntut balasan dan takkan mentalakmu.
Sejauh ini saya belum melihat ada
seorang anak yang memperlakukan ibunya sebagaimana ia memperlakukan
pacarnya.
Ah, #UdahPutusinAja! Karena elo punya ibu yang lebih berhak mendapar curahan cintamu #SayangEmmak
Comments
Post a Comment