Apa kau bisa, melihat pantulan
dirimu di cermin?
Orang
bilang, kau punya cermin sendiri di dalam dirimu. Yang dengannya kau bisa
melihat siapa dirimu yang sebenarnya, yang dengannya kau bisa mengenali dirimu
yang sesungguhnya.
Orang
bilang, jika kau tidak mampu melihat pantulanmu di cermin hatimu, bisa jadi,
cermin itu sedang buram, ditutupi noktah kehitam-hitaman, yang diakibatkan
dosa-dosamu sendiri. Sehingga kau tak mampu melihat dirimu sedang bergelimang
maksiat.
Andai
buramnya tak begitu banyak, kau bisa melihat kan?, ada setitik-dua titik noda
disana. Dan kau pun akan segera membersihkannya. Tetapi jika kau lalai, dan sudah
terlalu lama membiarkannya bernoda, maka akan cukup sulit membersihkannya. Tetapi
ya, meskipun sulit, kau masih bisa
membersihkannya. Dan boleh jadi kau butuh bantuan membersihkannya.
Karena
kita selalu merasa senang bercermin pada cermin yang bening….
Menurutmu,
kau dapat dengan mudah mengetahui jika cerminmu sewaktu-waktu memburam?.
Bukankah seringkali kau begitu sibuknya hingga tak sempat mengecek kondisi
cerminmu. Terjebak dalam rutinitas semu: mengejar kebinasaan.
Maka
sungguh, kau memang sungguh butuh ‘ditepuk’, agar segera sadar dari lamunmu.
Karena kendati orang lain tak dapat bercermin di cerminmu, setidaknya mereka
dapat mencium aroma tak sedap dari niatanmu, atau dari ‘bermasalahnya’
gerak-gerikmu.
Bersyukurlah,
karena jika ada yang masih ikhlas ‘menepuk’, artinya masih ada yang
memperdulikanmu. Dan sungguh amat kasihan dirimu, jika sekiranya orang-orang
sudah tak mau lagi mempedulikanmu, dan kau adalah orang yang mengidap pikun
dalam hal membersihkan cermin, memperbarui iman.
gambar diperoleh dari google image |
Comments
Post a Comment