Skip to main content

CERMIN



Apa kau bisa, melihat pantulan dirimu di cermin?

Orang bilang, kau punya cermin sendiri di dalam dirimu. Yang dengannya kau bisa melihat siapa dirimu yang sebenarnya, yang dengannya kau bisa mengenali dirimu yang sesungguhnya.

Orang bilang, jika kau tidak mampu melihat pantulanmu di cermin hatimu, bisa jadi, cermin itu sedang buram, ditutupi noktah kehitam-hitaman, yang diakibatkan dosa-dosamu sendiri. Sehingga kau tak mampu melihat dirimu sedang bergelimang maksiat.

Andai buramnya tak begitu banyak, kau bisa melihat kan?, ada setitik-dua titik noda disana. Dan kau pun akan segera membersihkannya. Tetapi jika kau lalai, dan sudah terlalu lama membiarkannya bernoda, maka akan cukup sulit membersihkannya. Tetapi ya, meskipun sulit, kau masih bisa membersihkannya. Dan boleh jadi kau butuh bantuan membersihkannya.

Karena kita selalu merasa senang bercermin pada cermin yang bening….

Menurutmu, kau dapat dengan mudah mengetahui jika cerminmu sewaktu-waktu memburam?. Bukankah seringkali kau begitu sibuknya hingga tak sempat mengecek kondisi cerminmu. Terjebak dalam rutinitas semu: mengejar kebinasaan.

Maka sungguh, kau memang sungguh butuh ‘ditepuk’, agar segera sadar dari lamunmu. Karena kendati orang lain tak dapat bercermin di cerminmu, setidaknya mereka dapat mencium aroma tak sedap dari niatanmu, atau dari ‘bermasalahnya’ gerak-gerikmu.

Bersyukurlah, karena jika ada yang masih ikhlas ‘menepuk’, artinya masih ada yang memperdulikanmu. Dan sungguh amat kasihan dirimu, jika sekiranya orang-orang sudah tak mau lagi mempedulikanmu, dan kau adalah orang yang mengidap pikun dalam hal membersihkan cermin, memperbarui iman.


gambar diperoleh dari google image

Comments

Popular posts from this blog

TANYA JAWAB SEPUTAR MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)

1.     Apakah MEA? Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara yang sebelumnya telah dicanangkan dalam AFTA (ASEAN Free Trade Area ) pada tahun 1992.   Pasar bebas ASEAN adalah gagasan World Trade Organization (WTO ) yang bertujuan untuk menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi, yang meniscayakan aliran barang, jasa, investasi, modal dan buruh terampil.   Tentu saja yang mampu memanfaatkan akses terbuka itu adalah negara, perusahaan dan individu yang memiliki daya saing tinggi.  2.     Apa sajakah potensi ASEAN? Secara geografis, negara-negara di Asia Tenggara memiliki karakteristik wilayah fisik yang beranekaragam. Negara-negara ASEAN terdiri dari negara kepulauan yang luas, semenanjung, daratan-benua, tidak-berpantai ( landlocked ) sampai negara kota. Ditinjau berdasarkan luas wilayah, negara-negara di kawasan tersebut mempunyai rentang dari negara kepulauan seperti Indon...

3 Pertanyaan Besar dalam Hidup (Uqdatul Kubra)

Ada 3 Pertanyaan Besar yang harus bisa dijawab oleh orang yang hidup. 3 pertanyaan ini seperti simpul besar, yang apabila ini bisa dijawab dengan benar maka ia akan bisa menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan lain dan menyelesaikan masalah-masalah hidupnya dengan benar. jawaban yang benar ini akan membuat kita merasakan ketenangan hati, terpuaskan akal kita dan sesuai dengan fitrah manusia. pertanyaannya yaitu: DARI MANA MANUSIA BERASAL?, UNTUK APA MANUSIA HIDUP DI DUNIA INI ?dan AKAN KEMANA KITA SETELAH KEHIDUPAN INI? coba deh kalian jawab. apa jawaban kalian. tulisan ini akan saya lanjutkan dengan jawaban yg insya Allah memuaskan.

Filosofi Kacamata

Bagi orang bermata minus seperti saya, keberadaan kacamata cukup urgen kehadirannya, bukan sekadar sebagai penghias mata. Kacamata mampu membuat penglihatan saya jauh lebih baik, membuat jelas pandangan-pandangan yang sebelumnya kabur, membuat saya dapat mengenai wajah orang, membuat saya dapat membaca papan nama jalan, melihat detil kotoran dan lubang-lubang yang ada di jalan, dan sebagainya. Demikian juga pandangan saya dalam menilai kehidupan. Saya punya kacamata tersendiri untuk memberikan penilaian dan memandang kejadian yang ada di sekitar. Sebagai seorang muslim, kita memang harus mengikatkan diri dengan hukum syara’, menimbang baik-buruknya suatu perbuatan dengan ketetapan Allah, bukan dengan pertimbangan akal semata, konstitusi, pancasila atau pendapat ahli-ahli barat. Bukan. “ Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka, dan berhati-hatilah terhadap mereka, supaya mere...