Skip to main content

Tuan Egois

   Ia menolehkan wajahnya, layar kaca tengah menampilkan sesosok jasad korban pembunuhan sadis. mayat sang korban dimutilasi dan dibagi-bagi.
   Lelaki itu tak lagi bisa menghitung berapa banyak jumlah orang yang terbunuh yang telah disiarkan berita sejak pagi tadi. orang itu sudah tak menghitung berapa kali kalimat 'innalillahi' terlontar dari bibirnya. berita berganti, dari satu kriminalitas ke tindak kejahatan yang lain. Lelaki itu membenarkan, wajar saja jika ibunya enggan untuk menonton berita.
   sekalipun keningnya berkerut berkali-kali, atau tak habis pikir ia mendengar kasus terduga korupsi miliaran rupiah uang negara, ia harus tetap mengawasi berita, ia harus tetap mengikuti perkembangan dunia. karena apa yang disajikan di berita adalah fakta. lainnya halnya dengan siaran-siaran TV lainnya, yang isinya kebanyakan sampah produksi para pemilik modal yang tak punya tujuan lain dalam siaran TV kecuali untuk meraup untung yang sebesar-besarnya. tak peduli rusak generasi dibuatnya, tak peduli anak-anak kecil masih ingusan berjoget pata-pata dan menyanyikan lagu cinta satu malam, atau lagu goyang dumang dengan mulut mangap-mangap.
    siapapun orangnya, mereka yang mengamati perkembangan berita, mereka yang sedikit kritis pada lingkungannya pasti memiliki satu pendapat tentang apa yang terjadi di dunia saat ini: RUSAK! HANCUR! PARAH!.
    Tetapi ia sama dengan berjuta orang lainnya di luar sana. ia belum terlalu ambil pusing dengan masalah yang terjadi kini, masalahnya jauh lebih banyak dan berat. Ia memang sedikit prihatin, Ia kadang mengecam, apa lagi melihat penguasa berbuat curang, korupsi kiri kanan, sibuk cari kekuasaan, Ia juga tak jarang menitikkan air mata, mendengar tindak kejahatan sudah sedemikian memakan jiwa dan hati nurani kebanyakan orang. tetapi ia tidak tahu dapat berbuat apa, ia hanya pemantau dan pengamat sekitar.
    Ia melihat negerinya sudah sebegini terpuruk, tetapi ia bisa apa? yang bisa dilakukannya kini hanya berdo'a. semoga Allah masih mengasihi mereka semua. Lelaki itu merapikan kemejanya. Ia sudah siap melaju ke kantor, Ia sudah siap dengan kendaraannya, bergabung dengan masyarakat lainnya. ia sedikit menyadari, dirinya memang tuan egois


Bersambung

Comments

Popular posts from this blog

TANYA JAWAB SEPUTAR MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)

1.     Apakah MEA? Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara yang sebelumnya telah dicanangkan dalam AFTA (ASEAN Free Trade Area ) pada tahun 1992.   Pasar bebas ASEAN adalah gagasan World Trade Organization (WTO ) yang bertujuan untuk menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi, yang meniscayakan aliran barang, jasa, investasi, modal dan buruh terampil.   Tentu saja yang mampu memanfaatkan akses terbuka itu adalah negara, perusahaan dan individu yang memiliki daya saing tinggi.  2.     Apa sajakah potensi ASEAN? Secara geografis, negara-negara di Asia Tenggara memiliki karakteristik wilayah fisik yang beranekaragam. Negara-negara ASEAN terdiri dari negara kepulauan yang luas, semenanjung, daratan-benua, tidak-berpantai ( landlocked ) sampai negara kota. Ditinjau berdasarkan luas wilayah, negara-negara di kawasan tersebut mempunyai rentang dari negara kepulauan seperti Indon...

3 Pertanyaan Besar dalam Hidup (Uqdatul Kubra)

Ada 3 Pertanyaan Besar yang harus bisa dijawab oleh orang yang hidup. 3 pertanyaan ini seperti simpul besar, yang apabila ini bisa dijawab dengan benar maka ia akan bisa menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan lain dan menyelesaikan masalah-masalah hidupnya dengan benar. jawaban yang benar ini akan membuat kita merasakan ketenangan hati, terpuaskan akal kita dan sesuai dengan fitrah manusia. pertanyaannya yaitu: DARI MANA MANUSIA BERASAL?, UNTUK APA MANUSIA HIDUP DI DUNIA INI ?dan AKAN KEMANA KITA SETELAH KEHIDUPAN INI? coba deh kalian jawab. apa jawaban kalian. tulisan ini akan saya lanjutkan dengan jawaban yg insya Allah memuaskan.

Filosofi Kacamata

Bagi orang bermata minus seperti saya, keberadaan kacamata cukup urgen kehadirannya, bukan sekadar sebagai penghias mata. Kacamata mampu membuat penglihatan saya jauh lebih baik, membuat jelas pandangan-pandangan yang sebelumnya kabur, membuat saya dapat mengenai wajah orang, membuat saya dapat membaca papan nama jalan, melihat detil kotoran dan lubang-lubang yang ada di jalan, dan sebagainya. Demikian juga pandangan saya dalam menilai kehidupan. Saya punya kacamata tersendiri untuk memberikan penilaian dan memandang kejadian yang ada di sekitar. Sebagai seorang muslim, kita memang harus mengikatkan diri dengan hukum syara’, menimbang baik-buruknya suatu perbuatan dengan ketetapan Allah, bukan dengan pertimbangan akal semata, konstitusi, pancasila atau pendapat ahli-ahli barat. Bukan. “ Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka, dan berhati-hatilah terhadap mereka, supaya mere...