Skip to main content

Memecat Diri Sendiri



Kita yang memecat diri kita sendiri, tidak ada seorang pun yang memaksa kita masuk dan bergabung di jalan ini, dan tidak ada seorang pun yang memaksa kita untuk terus di jalan ini, semuanya atas dasar pilihan kita sendiri.
***
Bukan seorang dua orang yang ku lihat memilih berhenti dari jalan dakwah. Kebanyakan mereka keluar dengan alasan-alasan duniawi, entah itu karena pendidikan, pekerjaan, tugas akhir sekolah, atau larangan dari keluarga, atau sebab-sebab yang ditelinga ku hanya terdengar sebagai alasan.
Sedih rasanya, kehilangan seorang saja saudari seperjuangan yang bersama-sama telah merasakan pahit dan manisnya dakwah. Entahkah itu di sekolah maupun di kampus, aku masih mengingat beberapa nama yang dahulu sempat membersamaiku dalam jalan menyeru kepada yang Haq dan melarang dari yang bathil.
Life is choice, right? Hidup ini benar-benar pilihan, dan selalu banyak option yang bisa kita pilih, tetapi kita tidak bisa membuat dua pilihan dalam waktu bersamaan, seperti menjawab soal pilihan ganda.
Berkorban adalah keniscayaan dalam jalan dakwah. waktu, tenaga, harta, pikiran, perasaan, keluarga, bahkan jiwa pastilah akan diminta berkorban. Sakitnya di tolak dakwah kita, sakitnya dikatai oleh keluarga karena kita memilih berislam secara sempurna, atau tak bisa seperti teman-teman kita lainnya yang seluruh waktunya hanya untuk kuliah atau study oriented saja, atau tak bisa berfokus hanya untuk bekerja saja, atau waktu kita yang bahkan di akhir pekan pun tersita dari keluarga karena keperluan dakwah,ah... sungguh berkorban itu memang tak mudah, kecuali bagi orang-orang yang ikhlas.
seorang muslim yang tertusuk duri di dunia, ia ikhlas menerimanya, maka pasti ujian itu akan menjadi penyebab Allah melenyapkan kesalahan-kesalahannya di hari kiamat.” (HR. Bukhari dalam Al-Adab al-Mufrad)
Mari saya ingatkan kembali apa yang telah ‘dikorbankan’ oleh orang-orang saleh yang telah mengazzamkan dirinya menjadi haritsan aminan lil islam (penjaga islam yang terpercaya) : syabab di Mesir digantung lehernya di tiang oleh rezim Kadavi karena mendakwahkan islam, syabab di Palestina masih memangku senjata dan berjalan di terowongan-terowongan bawah tanah, halaqoh di atas bus dan terus berjuang hingga saat ini mengusir Israel dari negeri mereka, mereka yang di Suriah masih berdo’a dan melawan rezim Assad agar kembali kejayaan Islam di tanah Syam, mereka yang ada di Cina diancam dengan senjata ketika mereka hanya hendak berpuasa, mereka di Myanmar lebih memilih kabur dari tanah kelahiran mereka agar agama mereka terjaga, mereka yang mungkin saja menomor duakan kuliah dan dakwah adalah nomor satu, mereka yang memilih menjaga diri mereka dari ikhtilat dan bercampunya diri mereka dalam perkara yang sia-sia…
Apa yang sebenarnya yang kalian cari? Ketika kalian memecat diri kalian sendiri keluar dari jama’ah dakwah. apakah Syurga sudah tidak lagi memikat iman kita? Apakah Adzab Allah sudah tidak lagi menggetarkan jiwa kita?
Maafkan kami saudaramu yang mungkin tak mengerti kesulitanmu. Maafkan kami yang bisa jadi tak memahami. Mungkin kita harus saling bicara dari hati ke hati. Atau kembali memupuk iman yang hampir mati, atau membenahi aqidah yang cacat, meluruskan pemikiran yang keliru.
Ingatlah selalu, Allah Maha Pemaaf, Allah Maha Penerima Taubat. Jalan ini terbuka lebar dan tak pernah melakukan penolakan, hanya saja kitalah yang sering mangkir. 

_saudarimu_

Comments

Popular posts from this blog

TANYA JAWAB SEPUTAR MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)

1.     Apakah MEA? Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara yang sebelumnya telah dicanangkan dalam AFTA (ASEAN Free Trade Area ) pada tahun 1992.   Pasar bebas ASEAN adalah gagasan World Trade Organization (WTO ) yang bertujuan untuk menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi, yang meniscayakan aliran barang, jasa, investasi, modal dan buruh terampil.   Tentu saja yang mampu memanfaatkan akses terbuka itu adalah negara, perusahaan dan individu yang memiliki daya saing tinggi.  2.     Apa sajakah potensi ASEAN? Secara geografis, negara-negara di Asia Tenggara memiliki karakteristik wilayah fisik yang beranekaragam. Negara-negara ASEAN terdiri dari negara kepulauan yang luas, semenanjung, daratan-benua, tidak-berpantai ( landlocked ) sampai negara kota. Ditinjau berdasarkan luas wilayah, negara-negara di kawasan tersebut mempunyai rentang dari negara kepulauan seperti Indonesia, sampai negara-kota seperti Singapura.

3 Pertanyaan Besar dalam Hidup (Uqdatul Kubra)

Ada 3 Pertanyaan Besar yang harus bisa dijawab oleh orang yang hidup. 3 pertanyaan ini seperti simpul besar, yang apabila ini bisa dijawab dengan benar maka ia akan bisa menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan lain dan menyelesaikan masalah-masalah hidupnya dengan benar. jawaban yang benar ini akan membuat kita merasakan ketenangan hati, terpuaskan akal kita dan sesuai dengan fitrah manusia. pertanyaannya yaitu: DARI MANA MANUSIA BERASAL?, UNTUK APA MANUSIA HIDUP DI DUNIA INI ?dan AKAN KEMANA KITA SETELAH KEHIDUPAN INI? coba deh kalian jawab. apa jawaban kalian. tulisan ini akan saya lanjutkan dengan jawaban yg insya Allah memuaskan.

Filosofi Lilin : Menerangi yang Lain tetapi Tidak Diri Sendiri

gambar dari https://billditewig.files.wordpress.com/2015/02/candle.jpg Janganlah menjadi seperti lilin, ia memberi cahaya bagi sekitarnya, tetapi membinasakan dirinya  sendiri -Izzah Haq-    pernah dengar kalimat seperti ini? "orang itu kalau menasehati bagus, tetapi sendirinya tidak melaksanakan". Atau yang semisal ,"dia selalu mengkritik kesalahan orang lain tetapi diri sendiri tidak diperhatikan".  Terkadang ada orang yang bijak dalam bertutur kata, lisannya adalah lisan seorang pengemban dakwah tetapi tingkah lakunya amat jauh dari apa yang diucapkannya. Ia mampu menasehati orang lain untuk berubah menjadi lebih baik, tetapi nasehatnya tidak ia laksanakan sendiri. Tidak Selaras antara perkataan dan perbuatan. Demikian kita bisa menyimpulkan, Berkaitan dengan ini Allah SWT menegur dalam beberapa ayat di dalam Al-Qur'an, diantaranya : “Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu ker