" Tapi... jalan kebenaran, Tak akan selamanya sunyi,
ada ujian yang datang melanda,
ada perangkap menunggu mangsa..." (Snada, Sekeping Hati)
mata kita telah tertunjuki kebenaran sejati, itulah islam. kita pun berazzam dalam hati, ingin setia di jalan ini apapun yang terjadi.
kita berangan-angan menjadi pembela islam yang terpercaya, yang dari lisan dan pengorbanan kita islam kan bisa kembali berjaya, saya tak meragukan itu, niat itu ada dalam jiwa-jiwa kita.
tapi niat hanyalah sekadar niat, tanpa realisasi apapun,
niat itu harusnya membuahkan kontribusi kita,
bukan mencukupkan diri menjadi saksi bagi mereka yang berjuang,
menjadi pendengar setia kisah heroik mereka yang bekerja dengan iman,
merasa aman setelah diri nyaman duduk di perhalaqohan.
sekarang bekerjalah, biarkan orang-orang yang beriman melihat kita bekerja,
dan Allah adalah sebaik-baik penilai,
apakah kita 'benar-benar' bekerja,
atau sakadar berkhayal tentang rasa sakit duri yang menusuk kaki kita,
atau sekadar mengagumi islam jaya dangan jerih payah pejuang sesungguhnya.
sekarang bekerjalah,
berbicaralah,
terbata tak mengapa,
dari pada berdiam dan alpha.
islam tak tersebar oleh lisan orang yang diam,
islam tak diemban oleh orang-orang yang malas berjuang,
jalan ini memang penuh liku,
tetapi itu bukan hanya sekadar lagu,
"dan katakanlah: bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yan ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (TQS At-Taubah: 105)
ada ujian yang datang melanda,
ada perangkap menunggu mangsa..." (Snada, Sekeping Hati)
mata kita telah tertunjuki kebenaran sejati, itulah islam. kita pun berazzam dalam hati, ingin setia di jalan ini apapun yang terjadi.
kita berangan-angan menjadi pembela islam yang terpercaya, yang dari lisan dan pengorbanan kita islam kan bisa kembali berjaya, saya tak meragukan itu, niat itu ada dalam jiwa-jiwa kita.
tapi niat hanyalah sekadar niat, tanpa realisasi apapun,
niat itu harusnya membuahkan kontribusi kita,
bukan mencukupkan diri menjadi saksi bagi mereka yang berjuang,
menjadi pendengar setia kisah heroik mereka yang bekerja dengan iman,
merasa aman setelah diri nyaman duduk di perhalaqohan.
sekarang bekerjalah, biarkan orang-orang yang beriman melihat kita bekerja,
dan Allah adalah sebaik-baik penilai,
apakah kita 'benar-benar' bekerja,
atau sakadar berkhayal tentang rasa sakit duri yang menusuk kaki kita,
atau sekadar mengagumi islam jaya dangan jerih payah pejuang sesungguhnya.
sekarang bekerjalah,
berbicaralah,
terbata tak mengapa,
dari pada berdiam dan alpha.
islam tak tersebar oleh lisan orang yang diam,
islam tak diemban oleh orang-orang yang malas berjuang,
jalan ini memang penuh liku,
tetapi itu bukan hanya sekadar lagu,
"dan katakanlah: bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yan ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (TQS At-Taubah: 105)
Comments
Post a Comment