Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2015

Datang dari Timur

Berikut tulisan lengkap yang dikutip Islamedia.co setelah konfirmasi langsung dari penulisnya melalui media sosial WhatsApp 4 Nopember 2014: Suatu saat kami duduk di Masjid Jogokariyan, di hadirat Syaikh Dr. Abu Bakr Al 'Awawidah, Wakil Ketua Rabithah 'Ulama Palestina. Kami katakan pada beliau, "Ya Syaikh, berbagai telaah menyatakan bahwa persoalan Palestina ini takkan selesai sampai bangsa 'Arab bersatu. Bagaimana pendapat Anda?" Beliau tersenyum. "Tidak begitu ya Ukhayya", ujarnya lembut. "Sesungguhnya Allah memilih untuk menjayakan agamanya ini sesiapa yang dipilihNya di antara hambaNya; Dia genapkan untuk mereka syarat-syaratnya, lalu Dia muliakan mereka dengan agama & kejayaan itu." "Pada kurun awal", lanjut beliau, "Allah memilih Bangsa 'Arab. Dipimpin RasuluLlah, Khulafaur Rasyidin, & beberapa penguasa Daulah 'Umawiyah, agama ini jaya. Lalu ketika para penguasa Daulah itu beserta para pu

Tuan Egois

   Ia menolehkan wajahnya, layar kaca tengah menampilkan sesosok jasad korban pembunuhan sadis. mayat sang korban dimutilasi dan dibagi-bagi.    Lelaki itu tak lagi bisa menghitung berapa banyak jumlah orang yang terbunuh yang telah disiarkan berita sejak pagi tadi. orang itu sudah tak menghitung berapa kali kalimat 'innalillahi' terlontar dari bibirnya. berita berganti, dari satu kriminalitas ke tindak kejahatan yang lain. Lelaki itu membenarkan, wajar saja jika ibunya enggan untuk menonton berita.    sekalipun keningnya berkerut berkali-kali, atau tak habis pikir ia mendengar kasus terduga korupsi miliaran rupiah uang negara, ia harus tetap mengawasi berita, ia harus tetap mengikuti perkembangan dunia. karena apa yang disajikan di berita adalah fakta. lainnya halnya dengan siaran-siaran TV lainnya, yang isinya kebanyakan sampah produksi para pemilik modal yang tak punya tujuan lain dalam siaran TV kecuali untuk meraup untung yang sebesar-besarnya. tak peduli rusak generasi

Akal, Metode Berpikir, dan Proses Berpikir

Pembahasan akal, metode berpikir, dan proses berpikir sangat penting untuk diketahui oleh setiap muslim. Mengapa? Sebab, Allah telah menempatkan manusia sebagai makhluk yang mulia dibandingkan makhluk Allah yang lain. Allah berfirman, “sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At Tiin: 4) “Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil.” (QS. Al Isra’: 62) Pembahasan akal, juga sangat relevan dengan proses keimanan seseorang bahwa akal merupakan modal untuk meraih keimanan sejati, bukan keimanan yang rapuh. Allah berfirman, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,” (QS. Ali Imran: 190) Pembahasan tentang hakikat a

Memecat Diri Sendiri

Kita yang memecat diri kita sendiri, tidak ada seorang pun yang memaksa kita masuk dan bergabung di jalan ini, dan tidak ada seorang pun yang memaksa kita untuk terus di jalan ini, semuanya atas dasar pilihan kita sendiri. *** Bukan seorang dua orang yang ku lihat memilih berhenti dari jalan dakwah. Kebanyakan mereka keluar dengan alasan-alasan duniawi, entah itu karena pendidikan, pekerjaan, tugas akhir sekolah, atau larangan dari keluarga, atau sebab-sebab yang ditelinga ku hanya terdengar sebagai alasan. Sedih rasanya, kehilangan seorang saja saudari seperjuangan yang bersama-sama telah merasakan pahit dan manisnya dakwah. Entahkah itu di sekolah maupun di kampus, aku masih mengingat beberapa nama yang dahulu sempat membersamaiku dalam jalan menyeru kepada yang Haq dan melarang dari yang bathil. Life is choice, right? Hidup ini benar-benar pilihan, dan selalu banyak option yang bisa kita pilih, tetapi kita tidak bisa membuat dua pilihan dalam waktu bersamaan, seperti me

Menanti

Harap-harap cemas aku menunggu hadirmu, bisakah? bisakah kita bertemu kembali, seperti waktu itu? kala hadirmu adalah pelangi bahkan di saat tidurku, kala hadirmu membawa warna  baru bagi tempat yang penuh dengan kepalsuan, warna takwa yang berbeda dari bulan-bulan biasanya. mungkin kah sampai usiaku? setia menanti hadirmu, adakah kau tahu jauh di lubuk hatiku, aku merindu, merindu saat lantunan kalamullah tak kenal waktu, menggema di seantero jalan tempat kakiku melangkah, merindu saat orang-orang taat kepada Sang Kuasa, walau di bulan biasa mereka lalai, aku merindu pada siang yang tak sunyi dari dzikir, aku merindu nuansa iman bahkan pada TV yang mengumbar syahwat, aku merindu pada saat manusia giat mengingat akhirat, aku merindu saat mereka tak mengeluh bahkan saat rakaat shalat sunnah, berbilang delapan atau dua puluh, saat pesantren di sekolah umum pun di gelar, saat artis pun memakai kerudung, saat khattam Qur'an menjadi rutinitas, aku merindukanmu...

Hujan Mulai Reda

Hujan mulai rintik dan aku memutuskan segera menepi di bawah atap ruko yang paling cepat bisa ku jangkau. Tak lama berselang, hujan turun dengan derasnya. Sambil mengutuk diri dalam hati mengapa bisa lupa membawa payung, dan kenapa pula hujan turun saat ia lupa membawa payung, kenapa tidak kemarin-kemarin saat payung itu tak pernah beranjak pergi dari dalam tasnya. Beberapa orang tampak berhenti dan turut berteduh di teras-teras ruko lainnya. Di samping ku berdiri pula sesosok remaja tanggung berseragam abu-abu yang bajunya basah sebagian. Dahi ku mengernyit. Apa yang dilakukan seorang pelajar di jam segini, jam 09.00 pagi. Apakah dia tidak sekolah. Atau mungkin dia sedang membolos. Dari tampang dan juga seragamnya ku nilai ia seperti anak nakal yang tak taat peraturan. Lalu… aih, mengapa prasangka ku jadi liar seperti ini. lalu iseng saja aku memulai percakapan dengannya. “tidak sekolah ,dek?” Dia melirik sekilas, mungkin mengamati penampilanku yang berjilbab dan berkerud