Apa yang hendak ku kisah hari ini? Jemariku menuntut mengabadikan hari ini sebagai latihan agar terbiasa menuliskan sesuatu. Yang mungkin di mata orang lain tak berharga, tetapi dari hal-hal itu bisa tercipta sesuatu yang berharga/ bermakna, atau minimal layak dibaca. Maka bismillah, aku menulis:
Waktu makassar mencatat kurang dari dua minggu lagi agenda besar KIP yang insya Allah diselenggarakan di 68 di kota-kota besar se indonesia, khusus makassar akan diselenggarakan 1 juni bertempat di GOR sudiang.
Sektor UNM yang menjadi tempatku kuliah saat ini menjadi ‘jatah’ku untuk mensosialisasikan acara ini. Bersama dengan LDK fosdik Al-’Umdah akhwat dan MHTI.
Hari ini ‘jatah’ itu kami embat; aku, kak nina, dan nurul memasuki dua kelas. Kelas pendidikan biologi 2013 dan kelas pendidikan kimia 2011. Kedua kelas ini kebetulan lagi nganggur karena nunggu dosen yang belum datang. Aku jadi teringat pembahasan buletin Al-Insan yang berjuduul ‘dosen terbang mahasiswa melayang’ beberapa pekan lalu.
Kelas pertama yang kami masuki mendapat respon ‘dingin’, kelas kedua cukup ‘hangat’ sebab rodshow kami kali ini ditemani kak Ade, anggota MHTI yang sudah malang-melintang di dunia dakwah dan sekaligus orator yang ulung.
Maka darinya ku petik pelajaran berharga,
“ demokrasi adalah sistem kufur yang karenanya kita harus campakkan. Kita punya sistem islam sebagai satu-satunya pengganti demokrasi dan sekaligus sebagai solusi dari problematika ummat hari ini. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah dulu.
Saya teringat dengan kisah rasulullah ketika meminta pertolongan (nasyroh) ke Thoif, beliau selepas di tolak dakwahnya berdo’a kpd Allah, dg do’a yang sangat masyhur, ‘andai tak ada yang namanya yaumul hisab, hari pembalasan, syurga dan neraka, tentunya dakwah ini sudah saya tinggalkan’. Begitu pula kami, andai siksa Allah tak perih, andai tak ada yang namanya yaumul hisab, tak ada syurga dan neraka tentu kami takkan repot-repot rodshow dan mengajak teman-teman sekalian ikut acara ini (KIP) yang dimana kita memperjuangkan islam didalamnya. Tetapi neraka itu ada, dan siksa Allah itu amat perih, makanya kami tak henti mengajak dan mengingatkan”.
Ya benar, bukan mudah mengajak kawan-kawan mahasiswa kepada islam. Harus ada pengorbanan dalam dakwah; entah itu hanya perasaan, waktu, tenaga, dan harta. Dan baru sedikit saja kita berkorban sudah banyak keluh yang terlontar.
Lalu berita gembira itu tertutur dari lisan kak ade, “dek, saya tadi sosialisasi di gunsar, di kelas PKN. Saya diberondong dengan berbagai perntanyaan. Dan ada dua orang yang paling getol menerjang saya dengan pertanyaan. Cukup lama terjadi tanya jawab. Dan waktu tak memungkinkan. Hingga akhirnya dua orang itu berniat untuk belajar islam di Hizbut Tahrir. Dan sisanya, saya tantang mereka, jika hendak beradu argumen datanglah ke maktab hizbut tahrir sulselbar di Antang”
Allahu ‘Akbar!? Saya menantikan orang-orang yang akan tersadarkan dengan lisan para pengemban dakwah lainnya. Barang kali di antara ribuan mahasiswa UNM ada di antara mereka yang menunggu untuk disadarkan, di bukakan pikirannya tentang islam kaffah dan diketuk aqidahnya selaku muslim yang mengesakan Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun termasuk dalam perkara penerapan aturanNya.
Semoga Allah memudahkan setiap usaha kita. Semoga Allah mengganjar tiap usaha kita yang diniatkan karenaNya. Semoga pertolongan Allah segera Tiba dengan kemballinya KHilafah Rasyidah yang kedua. Semoga Allah menguatkan para pejuang-pejuang agamaNya. Dan semoga para pejuang-pejuang ini istiqomah dijalanNya, dan memantaskan diri sebagai Pembela AgamaNya.
“ Katakanlah: "Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan (mengharapkan kepatuhan) orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhan nya. “ (TQS. Al-Furqaan [25] : 57)
Makassar, 20 mei 2014
Comments
Post a Comment