Naskah teatrikal Bahaya budaya kufur valentines day
dengan dialog logat makassar
Pemain: -nana(remaja
alay)
-Nini(remaja alay)
-nunu(remaja alay)
-ita(remaja apatis)
-ati(remaja apatis)
-arfah(remaja ideologis)
-farah(remaja ideologis)
-pacar nini
[nama pemain bisa diganti]
Part 1 *[Menggambarkan suasana
februari menjelang valentine day. Para remaja merasakan uforia valentine dan
kebanyakan dari mereka bersemangat menyambut hari v-day ini]
Bulan merah jambu
telah tiba. Mendadak toko-toko, swalayan, hotel, film-film, pusat-pusat perbelanjaan,
semuanya serba merah jambu. Seperti hari raya yang wajib di rayakan, seluruh
dunia berlomba-lomba merayakan hari kasih sayang yang jatuh pada tanggal 14
Februari ini. Khususnya para remaja,
hari kasih sayang adalah hari penting yang takkan luput dirayakan pula oleh
mereka. Seperti apa yang telihat di SMA 23.
*menggambarkan suasana kelas sebelum pelajaran dimulai
dan siswa-siswinya baru berdatangan
*dikelas sudah ada nana,nini, ita dan ati. Lalu nunu
datang memakai pernak-pernik serba pink.
Nunu: “good morning guys... pagi yang indah di bulan februari...”
Nana: “wets, apa mo inne. Mentang-mentang baru jadian
jadi serba pink ine dandanan mu.”
Nini: “iyo bah. Mana belum teraktiran lagi.”
Nunu: “tenang meko... nanti ku traktir jeko semua...
tunggu saja tanggal mainnya. Pake serba pink ka karena bulan februari ine weh.
Ngerti semua jeko toh ada apa di bulan februari?”.
Nana: “ngerti donk... bagi yang sudah punya pacar,
bulan februari itu termasuk bulan yang ditunggu-tunggu.”
Nini: “karena di bulan vebruari ada hari penting yang
jatuh pada tanggal 14 februari... hari itu adalah.... hari valentine... deh,
tidak sabar ku mau rayakan valentine sama pacarku.”
*Arfah dan farah memasuki kelas dan melirik ke genk
remaja alay
Nunu: “betul itu, bahagialah mereka yang telah
memiliki pasangan. Daripada teman-teman kita yang sejak lahir masih ngejomblo.
Tidak ada yang bisa na temani berbagi di hari kasih sayang.”(melirik ke arah
genk remaja ideologis)
Ita : “eh, memangnya hari valentine itu hanya untuk
kalian yang sudah punya pacar kah?, kan bisa ki juga berbagi kasih sayang sama selain
pacar. Teman kah, ortu kah, sahabat kah.”
Arfah : “weh
temang, kamu semua toh kayak tidak tahu saja bagaimana itu hari valentine. Hari
valentine itu budaya kufur. Tidak boleh ki rayakan ki. Kenapakah hari kasih
sayang di seremonialkan begitu?. Kan setiap hari harusnya menjadi hari kasih
sayang sama sesama ta. Bukan sama pacar nah karena kan tidak ada juga pacaran
dalam islam.”
Ati : “eh, betulang ko? Valentine itu budaya kufur
kah? Terus kenapa mi kalo kita ikut-ikutan?”
Farah : “budaya kufur itu artinya budaya yang tidak
ada dalam islam. Bahkan dilarang oleh islam. Budaya kufur itu berasal dari
kebiasaannya orang-orang kafir dan kita, kaum muslim tidak boleh ikut-ikutan
orang kafir. Dan ingat, Rasul bilang memang ‘barang siapa yang menyerupai suatu
kaum maka ia bagian dari kaum tersebut’.”
*nana,nini,nunu tampak tidak senang dengan apa yang
dikatakan oleh teman-temannya itu.
Nana : “ededeh... ceramah mi sede.”
Nini dan nunu: “kalo kita bilang sih, MASBULO. Masalah
buat lo?!”
Nana : “bilang meko cemburu ko toh karena tidak ada
pacar mu. Kasian mu itu.”
Arfah : “eh, tuh mulut dijaga di’. Siapa juga yang
cemburu sama orang yang berbuat dosa. Ih, bikin dosa kok bangga.”
*farah memegang tangan Arfah.
Farah : “ts.. jangan mi diladeni. Sengaja ji mau ki na
bikin marah.”(berbisik pada Arfah)
Nini :
“beginilah teman-teman kita yang tidak gaul. Kuper. Dan kamseupay.”
Nunu : “kalau kalian iya. Ikut-ikutan ko sama teman ta
yang sok alim ini?” (menunjuk ke arah arfah dan farah).
*ita dan ati saling pandang. Dan saling bertanya satu
sama lain.
Nana : “mau ki ini sebenarnya merayakan V-day di
restoran. Mumpung diskon 50% ki. Ndak mau ko ikut? Datang ki anak-anak dari
sekolah lain.”
Arfah : “eh, ita, ati. Kalau ku bilang jangan meko
ikut-ikutan Perayaan kufur itu. Banyak bahayanya.”
Farah : “Ada juga nanti pembahasan V-day sejarah dan
bahayanya yang diadakan anak-anak Rohis di Masjid sekolah bertepatan 14
Februari nanti. Lebih baik ikutan kita.”
Ita dan Ati :
“nanti pi diliat ki di”
*lalu bell masuk kelas pun berbunyi. Para siswa duduk
rapi ditempatnya masing-masing.
Part 2 *[Menggambarkan hari saat
valentine]
14 Februari telah
tiba. Momen yang banyak ditunggu pun akhirnya datang juga. Tetapi ironis,
menjelang hari V-day ini surat kabar memberitakan bahwa penjualan kondom
meningkat drastis. Hotel-hotel serta penginapan-penginapan yang memberikan
diskon besar dibooking habis. Restoran dan rumah makan turut serta memberi
paket khusus bagi para pasangan yang menghabiskan waktu di hari kasih sayang.
Miris, hari kasih
sayang berubah menjadi hari zina sedunia, hari maksiat massal. Bukan hanya para
penjual yang meraup untung, para penguasa pun hanya diam bahkan memberikan izin
atas upaya pengrusakan generasi ini. Sekolah-sekolah tak berkutik menangani dan
menjadikan para remaja berakhlak dan bermoral.
*keadaan di sekolah.
*Nana, Arfah dan Farah sudah ada di kelas. Nini dan
Nunu lalu masuk ke dalam kelas dengan menenteng sekotak coklat.
Nini : “ Nana... dapat ka coklat dari pacar ku...”
Nunu : “kalo saya dapat ka boneka gank.”
Nana: “Tawwa... so sweet nah... saya belum pa na kasih
kado pacar ku. Nanti malam pi bede surprise nya.”
Nini : “oh berati nanti malam ini jadi ji acara ta?”
Nunu : “pasti mi donk. Kapan lagi coba terulang hari
kasih sayang.setahun sekali ini.”
*Nana menyapa ke araf dan Farah.
Nana : “Arfah, Farah, ndak mau ko ikut acara V-day ta
nanti malam? Murah ji makanannya baru makanan spesial pasti hidangannya.”
Arfah : “iye’, tidak ji makasih. Kita bukan orang yang
mau ikut-ikutan merayakan budaya kufur atas nama GAUL.”
Farah : “saya juga tidak bisa ikut. Tapi sebaliknya,
kami juga mau ajak kalian ikutan kajian umum sebentar siang di Masjid sekolah.
Pembahasannya itu tentang V-day.”
Nini : “hehe.. tidak tau mi itu di’. Bisa ka atau
tidak. Mau ka menghabiskan waktu dengan pacar ku hari ini bela.”
Nana dan Nunu : “kami juga mungkin tidak bisa. Maaf
di’”
*Ita dan Ati bersamaan masuk ke kelas.
Arfah : “jadi jeki ikutan kajian umum bahaya V-day Ita
dan Ati?”
Ita : “kalo saya insya Allah bisa.”
Farah : “kalau Ati?”
Ati : “hem... saya...”
Nana lalu merangkul Ati.
Nana : “tidak bisa ki Ati, Farah. Mau ki jalan-jalan
sama pacar barunya tawwa. Baru tadi ku lihat Ati ditembak sama cowok kelas
sebelah.”
Ita : “betulan ko Nana? Ati, tidak benar toh apa yang
na bilang Nana?”
*Ati serba salah.
Arfah : “Astagfirullah Ati... jangan ko ikut-ikutan
pacaran sama turut merayakan V-day juga. Mu tau ji toh kalo semua itu haram?”
*Nana menutup telinga Ati
Nini : “sudah Ati, jangan di dengar. Kapan lagi kita
nikmati masa muda ta dan punya pacar kalo bukan sekarang.”
Nunu : “laku meko sekarang Ati, ada mi pacar mu.
Selamat nah!”
Farah : “wih, laku? Seperti barang jualan begitu?
Tidak bangga ku saya dikatai sama seperti barang.”
Ita : “Ati, kecewa ka sama kau.” (pergi meninggalkan
kelas dengan wajah sedih)
Arfah : “suatu saat pasti mu sesali keputusan mu hari
ini, teman-teman. Kalo bukan di dunia berarti Nanti di yaumul hisab.” (menyusul
pergi).
*nana, nini dan nunu saling berdiskusi merencanakan
kegiatan mereka nanti malam. Dan Farah terduduk sendiri. Hingga akhirnya bell
masuk kelas pun berbunyi.
Part 3 *[menggambarkan kehancuran
remaja pasca valentine]
Hari kasih sayang
telah lewat. Menyisakan bekas penyesalan di hati para remaja yang telah
kehilangan kehormatan mereka. Fakta berbicara, 65% para remaja sudah tidak
perawan lagi. Di antara mereka banyak yang sudah melakukan aborsi akibat hamil
di luar nikah. Bayi-bayi tak berdosa dikubur hidup-hidup dan banyak dari
bayi-bayi itu berakhir di tong sampah.
Para remaja sudah
banyak yang kehilangan moral mereka. Dirusak secara sistemik. Hanya islam lah
yang mempu menyelamatkan remaja ini.
*para pemain muncul satu persatu. Dan kembali ke
belakang panggung.
...
Nana : (berjalan dengan wajah risau. Ia gelisah. Ia
melihat kesekeliling dan tampak ketakutan) “bagaimana ini? Aku sudah tidak
perawan lagi.... bagaimana kalau orang tuaku tahu? Bagaimana kalau teman-teman
ku tahu? Bagaimana pendapat calon suamiku nanti?”
...
Nini : (berjalan bersama pacarnya. Wajahnya risau,
takut dan khawatir) “haruskah saya mengaborsi bayi tak berdosa ini?” (memegang
tangan pacarnya)
Pacar Nini : “kita harus menggugurkan janin ini. Saya
tidak mau bertanggung jawab. Kita belum bisa menikah. Jadi jalan satu-satunya
kita harus melakukan aborsi.”
Nini : (menangis)
“tidak... saya tidak bisa...”
Pacar Nini : (menarik paksa Nini) “saya tidak siap
menikah... saya tidak siap... kita harus menggugurkan bayi ini.”
...
Nunu : (membawa bungkusan bayi, wajahnya ketakutan, ia
menengok ke kanan dan ke kiri. Hingga akhirnya ia sampai di tempat sampah),
“maafkan bunda nak... kamu anak yang tidak diinginkan....” (menangis, lalu
pergi)
...
Ati : (berjalan dengan wajah cemas), “saya tidak ingin
menjadi seperti mereka... saya tidak mau terjerumus pergaulan bebas seperti mereka...
bagaimana caranya? Apa yang harus saya lakukan? Ya Allah... berikan hamba
petunjukmu... bagaimana caranya agar saya tidak terjatuh lubang pergaulan bebas
di zaman yang gila ini?” (terduduk)
*lalu Arfah, farah dan Ita memasuki panggung. Mereka
menghampiri Ati yang terduduk.
Ita : “bangunlah Ati... belum terlambat untuk kembali
kepada Allah. Belum terlambat untuk memperbaiki diri...”(membangunkan Ati)
Arfah : “lingkungan kita pada hari ini memang
betul-betul telah rusak. Kita dirusak secara sistemik. Sekolah hanya
mengajarkan kita tentang ilmu pengetahuan tetapi tak mendidik moral kita. Orang
tua kita tak mengajarkan kita apa yang dilarang Allah dan apa yang
diperintahkan olehNya. Kaum kapital hanya mencari keuntungan dengan merusak
para remaja. Penguasa memberi izin kaum kapital dan berlepas tangan atas kita.”
Farah : “tak ada lagi yang peduli pada kita, para
remaja. Tak ada lagi kecuali hanya islam. Kita harus kembali kepada islam.
karena ketakutan kita kepada Adzab Allah dan MurkaNya, yang menyebabkan kita
tidak terjerumus pada pergaulan bebas ”.
Ita : “mari kita memperbaiki diri dengan islam. Mari
kita menyelamatkan generasi muda yang lain dengan mengajak mereka kembali
kepada Islam dan menerapkan seluruh aturan yang telah Allah tetapkan atas
kita.”
*Ita, Ati, Arfah dan Farah menatap ke depan dengan
tersenyum.
The end.
Comments
Post a Comment