Skip to main content

Intelektual Muda Pejuang Islam



Intelektual muda dalam belenggu kapitalisme-liberalisme,
Tersandera pemikiran mereka, tersandera jiwa mereka,
Terbutakan mata mereka, tuli pendengaran mereka,
mati kepekaan mereka, terlalai hati mereka,
di luar sana ummat memanggil,
terhimpit ekonomi kapitalis sadis,
dijerat makar-makar kaum salibis,
ditipu penguasa-penguasa dengan janji manis,
para intelektual menganga,
tak tahu harus berbuat apa

Intelektual muda dalam cengkraman liberalisme-sekularisme
Kini benar tersibukkan dengan tugas-tugas kuliah,
Padahal sejatinya ia adalah agen perubahan,
Yang dari pemikirannya yang kreatif dan cemerlang
Terlahir ide-ide segar,
Dan gebrakan perubahan,
Yang dari jiwa mudanya yang bergelora,
Tercipta semangat yang pantang redup,
Namun dalam cengkraman liberalism-sekularisme,
Para intelektual muda menyia-nyiakan potensinya yang luar biasa,
Tak peduli pada realita, tak lagi kritis pada penguasa

Wahai intelektual muda,
Mengapa kau tak kunjung buka suara,
Mengapa kau dilenakan dengan buai dunia,
Mengejar materi yang tiada habisnya;
Tugas-tuntutan akademik, tersibukkan dengan perkuliahan,
Praktikum dan laporan dikerja hingga malam suntuk,
Penelitian dan bimbingan diburu hingga berlarut-larut,
Semua demi nilai, demi materi, demi gelar sarjana,
Demi selembar ijasah…
Lalu alpha dan menutup mata,
Dengan kondisi bangsa yang diambang bencana…

Wahai intelektual muda,
Masyarakat menaruh harapan besar di pundakmu,
Berharap perubahan dapat tercipta dari tindak-tandukmu,
Ambillah bagian perjuangan mendobrak kedzaliman rezim kufur nan dzalim,
Ambillah bagian peran menyuarakan keadlian,
Ummat ini membutuhkanmu,
Agama ini meminta dedikasimu

Wahai inteleketual muda,
Pandanglah jauh melintasi tumpukan buku-buku kalkulus dan statistika,
Allah akan meminta pertanggung jawaban dari kita,
Atas segala nikmat yang telah diberikanNya,
Nikmat ilmu, kesehatan dan usia muda,
Kelak akan ditanya bagaimana kita memanfaatkannya.

Wahai intelektual muda, kerahkan segala potensimu,
Tuk jadikan ummat ini sebagai khairu ummat ukhrijat linnas
Wahai Intelektual muda,
Jadilah intelektual sejati yang mampu membela Agama Allah,
Hingga Agama ini kembali menjadi Rahmat bagi seluruh alam
Wahai intelektual muda,
Kuatkan azzam mu,
Kepalkan tinjumu,
Dihadapan langit kita berseru,
“kami intelektual muda, pejuang islam”
Allahu akbar! Allahu Akbar

*Puisi ini dibawakan dalam Open Rekrutmen LDK Fosdik Al-Umdah UNM @gedung bahasa arab UNM, 20 Maret 2016
 

Comments

Popular posts from this blog

TANYA JAWAB SEPUTAR MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)

1.     Apakah MEA? Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara yang sebelumnya telah dicanangkan dalam AFTA (ASEAN Free Trade Area ) pada tahun 1992.   Pasar bebas ASEAN adalah gagasan World Trade Organization (WTO ) yang bertujuan untuk menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi, yang meniscayakan aliran barang, jasa, investasi, modal dan buruh terampil.   Tentu saja yang mampu memanfaatkan akses terbuka itu adalah negara, perusahaan dan individu yang memiliki daya saing tinggi.  2.     Apa sajakah potensi ASEAN? Secara geografis, negara-negara di Asia Tenggara memiliki karakteristik wilayah fisik yang beranekaragam. Negara-negara ASEAN terdiri dari negara kepulauan yang luas, semenanjung, daratan-benua, tidak-berpantai ( landlocked ) sampai negara kota. Ditinjau berdasarkan luas wilayah, negara-negara di kawasan tersebut mempunyai rentang dari negara kepulauan seperti Indon...

3 Pertanyaan Besar dalam Hidup (Uqdatul Kubra)

Ada 3 Pertanyaan Besar yang harus bisa dijawab oleh orang yang hidup. 3 pertanyaan ini seperti simpul besar, yang apabila ini bisa dijawab dengan benar maka ia akan bisa menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan lain dan menyelesaikan masalah-masalah hidupnya dengan benar. jawaban yang benar ini akan membuat kita merasakan ketenangan hati, terpuaskan akal kita dan sesuai dengan fitrah manusia. pertanyaannya yaitu: DARI MANA MANUSIA BERASAL?, UNTUK APA MANUSIA HIDUP DI DUNIA INI ?dan AKAN KEMANA KITA SETELAH KEHIDUPAN INI? coba deh kalian jawab. apa jawaban kalian. tulisan ini akan saya lanjutkan dengan jawaban yg insya Allah memuaskan.

Filosofi Kacamata

Bagi orang bermata minus seperti saya, keberadaan kacamata cukup urgen kehadirannya, bukan sekadar sebagai penghias mata. Kacamata mampu membuat penglihatan saya jauh lebih baik, membuat jelas pandangan-pandangan yang sebelumnya kabur, membuat saya dapat mengenai wajah orang, membuat saya dapat membaca papan nama jalan, melihat detil kotoran dan lubang-lubang yang ada di jalan, dan sebagainya. Demikian juga pandangan saya dalam menilai kehidupan. Saya punya kacamata tersendiri untuk memberikan penilaian dan memandang kejadian yang ada di sekitar. Sebagai seorang muslim, kita memang harus mengikatkan diri dengan hukum syara’, menimbang baik-buruknya suatu perbuatan dengan ketetapan Allah, bukan dengan pertimbangan akal semata, konstitusi, pancasila atau pendapat ahli-ahli barat. Bukan. “ Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka, dan berhati-hatilah terhadap mereka, supaya mere...