ia wanita,
Berparas biasa, berpakaian sederhana.
Tak perduli mode dan merk terkenal,
Ia wanita yang terlalu apa adanya,
Tak berhias diri dan tak berdandan.
Baginya cukup dengan gamis longgar dan kerudung panjang
bersih.
Ia wanita dengan sejuta kekurangan
Ia wanita,
Tak punya piala berderet di lemarinya,
Tak punya koleksi buku dari novelis favoritnya,
Ia tak seperkasa sri kandi,
Ia bukan penulis handal,
Ia bukan sejarawan berjalan,
Ia bukan penghafal al-Qur’an,
Ia wanita dengan sejuta kekurangan,
Yang masih mencoba menata kekurangan
Ia wanita,
Yang kadang penakut,
Tak pandai bicara di depan publik,
Dan tak tahu bagaimana mengungkapkan isi hati dan kepalanya.
Ia lebih sering diam,
Dan berbicara lewat tulisan.
Ia wanita dengan sejuta kekurangan
Ia wanita,
Yang akan terus belajar,
Tetapi ia butuh sering diingatkan dan diperhatikan,
Karena ia sering lalai,
Karena ia pelupa,
Ia wanita dengan sejuta kekurangan,
Yang berjanji takkan berhenti mencoba.
Jangan jauhi wanita dengan sejuta kekurangan itu,
Ia diam bukan berarti ia tak perduli,
ia hanya tak tahu bagaimana bicara,
ia takut melukai.
Ia diam bukan berarti ia tak ingin berbagi,
Ia hanya ingin ditanyai, bukan diintrogasi.
Jika kau mengenal, wanita dengan sejuta kekurangan ini,
Entah teman, keluarga atau sahabat,
Cobalah mengerti, dan sentillah ia sesekali,
Ia wanita dengan sejuta kekurangan,
Yang masih ingin belajar
Makassar, 29 Januari 2015
menghitung kekurangan
ini sdah knjungan kedua kaliku. mulaimi rapi blogta dek.
ReplyDeleteLanjutkan, torehkan terus tinta dakwahmu dek. krena mreka (pembenci islam) juga smakin gencar mnyerang islam lewat tulisan-tulisannya.
#nunjuk dri sndiri juga