Skip to main content

Allah SWT, Kemudian Surga!



Saat menengok sejarah kehidupan para Sahabat, kita akan mendapati bahwa mereka adalah orang-orang yang begitu antusias memenuhi seruan menjadi penolong agama Allah. Tekad mereka menjadi pejuang Islam dan pembela akidah telah nyata tercatat dalam tinta emas sejarah kehidupan ini.
Abdurrahman Ra’fat al-Basya pernah mengumpulkan kisah-kisah para Sahabat tadi dalam sebuah buku yang ia beri judul “65 Manusia Langit”. Ya, manusia langit. Tidak berlebihan jika sematan manusia langit ini diberikan kepada mereka sebab kontribusi para sahabat tadi dalam menolong agama Allah begitu luar biasa.
Tengoklah kisah Sahabat bernama Al-Bara’ bin Malik al-Anshary. Mengenai beliau, Umar bin al-Khaththab ra. bahkan pernah berkata, “Janganlah kalian tunjuk Al-Bara’ menjadi Amir dalam pasukan kaum muslim karena dikhawatirkan ia dapat mencelakakan tentaranya karena ingin terus maju.”
Apa yang disebutkan Umar memang bukan tanpa alasan. Pada peperangan Yamamah, perang antara kaum muslim dan pasukan Musailamah al-Kadzdzab, si nabi palsu, Al-Bara’ bin Malik ditunjuk untuk menjadi salah satu pemimpin pasukan. Al-Bara’ pun melihat kaumnya dan menyemangati mereka, “Wahai semua kaum Anshar, jangan ada seorang pun dari kalian yang kafir dengan kembali ke Madinah. Tidak ada Madinah setelah ini bagi kalian. Yang ada hanyalah Allah, kemudian surga!”
Kaum muslim pun maju hingga membuat Musailamah dan pasukannya pergi ke sebuah taman yang kemudian disebut sebagai Taman Kematian. Disebut demikian karena banyaknya korban yang tewas di sana pada hari itu. Musailamah dan pasukannya berlindung di balik tingginya tembok-tembok Taman Kematian. Mereka juga menutup pintunya sehingga kaum muslim hanya bisa menyerang mereka dengan panah. Melihat kesulitan yang dihadapi oleh kaum muslim, Al-Bara’ kemudian berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, letakkanlah aku di atas perisai. Angkat perisai itu, lalu lemparkanlah aku ke dalam kebun!”
Sendirian, Al-Bara’ bin Malik dilemparkan masuk ke dalam benteng. Kemunculan Al-Bara’ yang tiba-tiba membuat musuh panik. Ia segera mencari jalan untuk membuka pintu dari dalam, membuat jalan bagi kaum muslim yang sudah menanti di luar gerbang. Disebutkan, pada saat itu al-Bara’ bin Malik terkena lebih dari delapan puluh luka di tubuhnya. Atas izin Allah, al-Bara’ berhasil menyelesaikan misinya dan Musailamah al-Kadzdzab beserta semua pengikutnya tewas.
Membaca kisah ini, saya merinding. Tekadnya menjadi penolong agama Allah terlihat jelas dalam aksinya. Semangatnya menyambut ridha Allah terpampang jelas melalui kata-katanya, “Yang ada hanyalah Allah, kemudian surga!”
Menutup tulisan singkat ini, semoga apa yang ditunjukkan oleh Al-Bara’ bin Malik bisa menjadi teladan bagi kita semua. Tentu, jika kita ingin mengembalikan kejayaan Islam di muka bumi ini, kualitas perjuangan kita tak boleh kalah dengan para Sahabat. Usaha kita menjadi penolong agama Allah juga tak boleh kalah daripada yang ditunjukkan oleh para pendahulu kita. Saudaraku, mari kita ingat, bahwa dalam jalan dakwah ini, yang ada hanyalah Allah, kemudian surga. [Akmal Nurdwiyan S.; Aktivis Dakwah Sekolah di Malang]

Comments

Popular posts from this blog

TANYA JAWAB SEPUTAR MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)

1.     Apakah MEA? Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara yang sebelumnya telah dicanangkan dalam AFTA (ASEAN Free Trade Area ) pada tahun 1992.   Pasar bebas ASEAN adalah gagasan World Trade Organization (WTO ) yang bertujuan untuk menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi, yang meniscayakan aliran barang, jasa, investasi, modal dan buruh terampil.   Tentu saja yang mampu memanfaatkan akses terbuka itu adalah negara, perusahaan dan individu yang memiliki daya saing tinggi.  2.     Apa sajakah potensi ASEAN? Secara geografis, negara-negara di Asia Tenggara memiliki karakteristik wilayah fisik yang beranekaragam. Negara-negara ASEAN terdiri dari negara kepulauan yang luas, semenanjung, daratan-benua, tidak-berpantai ( landlocked ) sampai negara kota. Ditinjau berdasarkan luas wilayah, negara-negara di kawasan tersebut mempunyai rentang dari negara kepulauan seperti Indonesia, sampai negara-kota seperti Singapura.

3 Pertanyaan Besar dalam Hidup (Uqdatul Kubra)

Ada 3 Pertanyaan Besar yang harus bisa dijawab oleh orang yang hidup. 3 pertanyaan ini seperti simpul besar, yang apabila ini bisa dijawab dengan benar maka ia akan bisa menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan lain dan menyelesaikan masalah-masalah hidupnya dengan benar. jawaban yang benar ini akan membuat kita merasakan ketenangan hati, terpuaskan akal kita dan sesuai dengan fitrah manusia. pertanyaannya yaitu: DARI MANA MANUSIA BERASAL?, UNTUK APA MANUSIA HIDUP DI DUNIA INI ?dan AKAN KEMANA KITA SETELAH KEHIDUPAN INI? coba deh kalian jawab. apa jawaban kalian. tulisan ini akan saya lanjutkan dengan jawaban yg insya Allah memuaskan.

Filosofi Lilin : Menerangi yang Lain tetapi Tidak Diri Sendiri

gambar dari https://billditewig.files.wordpress.com/2015/02/candle.jpg Janganlah menjadi seperti lilin, ia memberi cahaya bagi sekitarnya, tetapi membinasakan dirinya  sendiri -Izzah Haq-    pernah dengar kalimat seperti ini? "orang itu kalau menasehati bagus, tetapi sendirinya tidak melaksanakan". Atau yang semisal ,"dia selalu mengkritik kesalahan orang lain tetapi diri sendiri tidak diperhatikan".  Terkadang ada orang yang bijak dalam bertutur kata, lisannya adalah lisan seorang pengemban dakwah tetapi tingkah lakunya amat jauh dari apa yang diucapkannya. Ia mampu menasehati orang lain untuk berubah menjadi lebih baik, tetapi nasehatnya tidak ia laksanakan sendiri. Tidak Selaras antara perkataan dan perbuatan. Demikian kita bisa menyimpulkan, Berkaitan dengan ini Allah SWT menegur dalam beberapa ayat di dalam Al-Qur'an, diantaranya : “Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu ker