Skip to main content

Aku yang terbebas

"Mataku termasuk salah satu mata yang basah pada hari itu. bagaimana tidak, aku seperti menyaksikan langsung bisyarah Rasulullah terbukti di depan mataku. berpuluh-puluh orang seperti tak ada habis-habisnya memadati lapangan karebosi. berpuluh ribu orang hadir dan menyambut seruan penegakan khilafah"-aku, Mei 2015.
 *
   Beberapa bulan yang lalu, aku masih seperti mahasiswi seni kebanyakan. Bahkan penampilanku sedikit maco jika dibandingkan dengan perempuan lainnya. kemeja lengan pendek, celana jins belel, sepatu kets dan rambut yang selalu tergulung ke atas, begitulah pakaian keseharianku ke kampus. aku bahkan meminati kegiatan mendaki gunung dan menjelajah dengan kawan-kawanku yang kebanyakan adalah laki-laki.
   Aku sungguh orang yang bebas dan menyukai petualangan. bagiku, hal-hal yang seperti kerudung sungguh mengekang kebebasan. seringkali aku memandang sebelah mata para mahasiswi yang mengenakan kerudung lebar selutut atau pakai gamis macam emak-emak. dimataku, mereka sungguh katro dan kampungan.
   jiwaku benar-benar berjiwa seni. aku menyalurkan perasaanku lewat tarian dan drama yang kulakoni. akupun penikmat rupa. lukisan-lukisan serta pahatan dan ukiran patung, sungguh menakjubkan. ini dia pengembangan imajinasi menurutku.
   masalah shalat dan puasa wajib, ah, jangan ditanya. bukan masalah besar buatku biar seharian aku meninggalkan shalat. Toh itu urusan aku dengan Tuhan. Puasa kalla (ganti) yang belum tertunaikan dari tahun-tahun kemarin pun tak kupusingi. aku anak seni, dan aku pecinta kebebasan.
   *

   Maret 2015 adalah tahun yang tidak terlupakan bagiku. pasalnya itulah saat dimana duniaku berubah seratus delapan puluh derajat. dimulai dari fakultasku sendiri, fakultas seni...
   kala itu aku masih berlatih drama persiapan pentas akhir bersama rekan-rekan kelasku. bagura Colli' Pujie, disanalah kami sering berlatih dari siang hingga sore. Lalu seseorang berkerudung lebar dan bergamis longgar datang menyapaku,
   "Assalamu'alaykum, maaf, masih kita' pake latihan ini tempat?", tanyanya sopan.
   "Oh, iya. sebenarnya sudah mau selesai ini. kenapa? mau pake latihan juga?", tanyaku balik. jujur saja, aku baru melihat perempuan ini di fakultasku.
   "tidak, sebenarnya kami mau membersihkan Baruga ini untuk dipakai kegiatan Diskusi terbatas besok.", jawabnya.
   "Diskusi Terbatas? dari mana ki' memang? barunya ini baruga dipakai buat diskusi. biasanya juga dipake pentas atau latihan.", tanyaku heran
   "oh, iya. perkenalkan dulu, saya Rami dari fakultas Mipa. saya dari LDK Fosdik Al-Umdah UNM, lembaga Dakwah Kampus UNM." katanya memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya.
    akupun menyambut tangannya, "aku Wiwi, anak seni"
    "begini wiwi, kami memang baru sekali ini mengadakan kegiatan di fakultas seni. kegiatan yang kami lakukan biasanya kegiatan keislaman. kali ini bentuknya diskusi terbatas mahasiswi mengangkat tema mahasiswa yang kini kehilangan jati dirinya sebagai seorang intelektual muslim."
sampai disini diskusi kami terus berlanjut. hingga kemudian aku menghadiri distas ini keesokan harinya dan mulai muncul banyak pertanyaan tentang diriku, Tuhanku dan sekitarku.

*
    Tak lama setelah menemukan jati diriku yang sebenarnya sebagai seorang muslim, aku mulai meninggalkan pakaian lamaku, dan kini mengenakan jilbab dan kerudung yang dulu sempat kuanggap katro. kutinggalkan kawan-kawan lama ku, dan akupun berteman dengan mereka yang selalu mengingatkanku kepada Allah. kutinggalkan pemikiran bebasku dan segala aktivitas yang dibenci olehNya. dan akupun menemukan arti kebebasan yang sesungguhnya. kebebasan yang membuatku tenang: kebebasan dari nafsu yang mengekang, dengan semurni penghambaan kepada Tuhan.
*
   17 Mei 2015, saat peserta Rapat dan Pawai Akbar berbondong-bondong meninggalkan lapangan karebosi menuju lapangan Masjid Al-Markaz. Aku ada di antara barisan kaum muslimin yang bangga memegang panji agamanya, yang lantang meneriakkan takbir, tahlil dan tahmid.
   ya, aku ada di sana, di barisan ratusan para muslimah. tanpa ragu meneriakkan ,"Khilafah...Khilafah...Khilafah...Allahu Akbar!"

(terinspirasi dari kisah hijrah seorang kawan)
20/12/15

Comments

Popular posts from this blog

TANYA JAWAB SEPUTAR MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)

1.     Apakah MEA? Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara yang sebelumnya telah dicanangkan dalam AFTA (ASEAN Free Trade Area ) pada tahun 1992.   Pasar bebas ASEAN adalah gagasan World Trade Organization (WTO ) yang bertujuan untuk menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi, yang meniscayakan aliran barang, jasa, investasi, modal dan buruh terampil.   Tentu saja yang mampu memanfaatkan akses terbuka itu adalah negara, perusahaan dan individu yang memiliki daya saing tinggi.  2.     Apa sajakah potensi ASEAN? Secara geografis, negara-negara di Asia Tenggara memiliki karakteristik wilayah fisik yang beranekaragam. Negara-negara ASEAN terdiri dari negara kepulauan yang luas, semenanjung, daratan-benua, tidak-berpantai ( landlocked ) sampai negara kota. Ditinjau berdasarkan luas wilayah, negara-negara di kawasan tersebut mempunyai rentang dari negara kepulauan seperti Indonesia, sampai negara-kota seperti Singapura.

3 Pertanyaan Besar dalam Hidup (Uqdatul Kubra)

Ada 3 Pertanyaan Besar yang harus bisa dijawab oleh orang yang hidup. 3 pertanyaan ini seperti simpul besar, yang apabila ini bisa dijawab dengan benar maka ia akan bisa menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan lain dan menyelesaikan masalah-masalah hidupnya dengan benar. jawaban yang benar ini akan membuat kita merasakan ketenangan hati, terpuaskan akal kita dan sesuai dengan fitrah manusia. pertanyaannya yaitu: DARI MANA MANUSIA BERASAL?, UNTUK APA MANUSIA HIDUP DI DUNIA INI ?dan AKAN KEMANA KITA SETELAH KEHIDUPAN INI? coba deh kalian jawab. apa jawaban kalian. tulisan ini akan saya lanjutkan dengan jawaban yg insya Allah memuaskan.

Filosofi Lilin : Menerangi yang Lain tetapi Tidak Diri Sendiri

gambar dari https://billditewig.files.wordpress.com/2015/02/candle.jpg Janganlah menjadi seperti lilin, ia memberi cahaya bagi sekitarnya, tetapi membinasakan dirinya  sendiri -Izzah Haq-    pernah dengar kalimat seperti ini? "orang itu kalau menasehati bagus, tetapi sendirinya tidak melaksanakan". Atau yang semisal ,"dia selalu mengkritik kesalahan orang lain tetapi diri sendiri tidak diperhatikan".  Terkadang ada orang yang bijak dalam bertutur kata, lisannya adalah lisan seorang pengemban dakwah tetapi tingkah lakunya amat jauh dari apa yang diucapkannya. Ia mampu menasehati orang lain untuk berubah menjadi lebih baik, tetapi nasehatnya tidak ia laksanakan sendiri. Tidak Selaras antara perkataan dan perbuatan. Demikian kita bisa menyimpulkan, Berkaitan dengan ini Allah SWT menegur dalam beberapa ayat di dalam Al-Qur'an, diantaranya : “Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu ker