"Mataku termasuk salah satu mata yang basah pada hari itu. bagaimana tidak, aku seperti menyaksikan langsung bisyarah Rasulullah terbukti di depan mataku. berpuluh-puluh orang seperti tak ada habis-habisnya memadati lapangan karebosi. berpuluh ribu orang hadir dan menyambut seruan penegakan khilafah"-aku, Mei 2015.
Aku sungguh orang yang bebas dan menyukai petualangan. bagiku, hal-hal yang seperti kerudung sungguh mengekang kebebasan. seringkali aku memandang sebelah mata para mahasiswi yang mengenakan kerudung lebar selutut atau pakai gamis macam emak-emak. dimataku, mereka sungguh katro dan kampungan.
jiwaku benar-benar berjiwa seni. aku menyalurkan perasaanku lewat tarian dan drama yang kulakoni. akupun penikmat rupa. lukisan-lukisan serta pahatan dan ukiran patung, sungguh menakjubkan. ini dia pengembangan imajinasi menurutku.
masalah shalat dan puasa wajib, ah, jangan ditanya. bukan masalah besar buatku biar seharian aku meninggalkan shalat. Toh itu urusan aku dengan Tuhan. Puasa kalla (ganti) yang belum tertunaikan dari tahun-tahun kemarin pun tak kupusingi. aku anak seni, dan aku pecinta kebebasan.
Maret 2015 adalah tahun yang tidak terlupakan bagiku. pasalnya itulah saat dimana duniaku berubah seratus delapan puluh derajat. dimulai dari fakultasku sendiri, fakultas seni...
kala itu aku masih berlatih drama persiapan pentas akhir bersama rekan-rekan kelasku. bagura Colli' Pujie, disanalah kami sering berlatih dari siang hingga sore. Lalu seseorang berkerudung lebar dan bergamis longgar datang menyapaku,
"Assalamu'alaykum, maaf, masih kita' pake latihan ini tempat?", tanyanya sopan.
"Oh, iya. sebenarnya sudah mau selesai ini. kenapa? mau pake latihan juga?", tanyaku balik. jujur saja, aku baru melihat perempuan ini di fakultasku.
"tidak, sebenarnya kami mau membersihkan Baruga ini untuk dipakai kegiatan Diskusi terbatas besok.", jawabnya.
"Diskusi Terbatas? dari mana ki' memang? barunya ini baruga dipakai buat diskusi. biasanya juga dipake pentas atau latihan.", tanyaku heran
"oh, iya. perkenalkan dulu, saya Rami dari fakultas Mipa. saya dari LDK Fosdik Al-Umdah UNM, lembaga Dakwah Kampus UNM." katanya memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya.
akupun menyambut tangannya, "aku Wiwi, anak seni"
"begini wiwi, kami memang baru sekali ini mengadakan kegiatan di fakultas seni. kegiatan yang kami lakukan biasanya kegiatan keislaman. kali ini bentuknya diskusi terbatas mahasiswi mengangkat tema mahasiswa yang kini kehilangan jati dirinya sebagai seorang intelektual muslim."
sampai disini diskusi kami terus berlanjut. hingga kemudian aku menghadiri distas ini keesokan harinya dan mulai muncul banyak pertanyaan tentang diriku, Tuhanku dan sekitarku.
*
Beberapa bulan yang lalu, aku masih seperti mahasiswi seni kebanyakan. Bahkan penampilanku sedikit maco jika dibandingkan dengan perempuan lainnya. kemeja lengan pendek, celana jins belel, sepatu kets dan rambut yang selalu tergulung ke atas, begitulah pakaian keseharianku ke kampus. aku bahkan meminati kegiatan mendaki gunung dan menjelajah dengan kawan-kawanku yang kebanyakan adalah laki-laki.Aku sungguh orang yang bebas dan menyukai petualangan. bagiku, hal-hal yang seperti kerudung sungguh mengekang kebebasan. seringkali aku memandang sebelah mata para mahasiswi yang mengenakan kerudung lebar selutut atau pakai gamis macam emak-emak. dimataku, mereka sungguh katro dan kampungan.
jiwaku benar-benar berjiwa seni. aku menyalurkan perasaanku lewat tarian dan drama yang kulakoni. akupun penikmat rupa. lukisan-lukisan serta pahatan dan ukiran patung, sungguh menakjubkan. ini dia pengembangan imajinasi menurutku.
masalah shalat dan puasa wajib, ah, jangan ditanya. bukan masalah besar buatku biar seharian aku meninggalkan shalat. Toh itu urusan aku dengan Tuhan. Puasa kalla (ganti) yang belum tertunaikan dari tahun-tahun kemarin pun tak kupusingi. aku anak seni, dan aku pecinta kebebasan.
*
Maret 2015 adalah tahun yang tidak terlupakan bagiku. pasalnya itulah saat dimana duniaku berubah seratus delapan puluh derajat. dimulai dari fakultasku sendiri, fakultas seni...
kala itu aku masih berlatih drama persiapan pentas akhir bersama rekan-rekan kelasku. bagura Colli' Pujie, disanalah kami sering berlatih dari siang hingga sore. Lalu seseorang berkerudung lebar dan bergamis longgar datang menyapaku,
"Assalamu'alaykum, maaf, masih kita' pake latihan ini tempat?", tanyanya sopan.
"Oh, iya. sebenarnya sudah mau selesai ini. kenapa? mau pake latihan juga?", tanyaku balik. jujur saja, aku baru melihat perempuan ini di fakultasku.
"tidak, sebenarnya kami mau membersihkan Baruga ini untuk dipakai kegiatan Diskusi terbatas besok.", jawabnya.
"Diskusi Terbatas? dari mana ki' memang? barunya ini baruga dipakai buat diskusi. biasanya juga dipake pentas atau latihan.", tanyaku heran
"oh, iya. perkenalkan dulu, saya Rami dari fakultas Mipa. saya dari LDK Fosdik Al-Umdah UNM, lembaga Dakwah Kampus UNM." katanya memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya.
akupun menyambut tangannya, "aku Wiwi, anak seni"
"begini wiwi, kami memang baru sekali ini mengadakan kegiatan di fakultas seni. kegiatan yang kami lakukan biasanya kegiatan keislaman. kali ini bentuknya diskusi terbatas mahasiswi mengangkat tema mahasiswa yang kini kehilangan jati dirinya sebagai seorang intelektual muslim."
sampai disini diskusi kami terus berlanjut. hingga kemudian aku menghadiri distas ini keesokan harinya dan mulai muncul banyak pertanyaan tentang diriku, Tuhanku dan sekitarku.
*
Tak lama setelah menemukan jati diriku yang sebenarnya sebagai seorang muslim, aku mulai meninggalkan pakaian lamaku, dan kini mengenakan jilbab dan kerudung yang dulu sempat kuanggap katro. kutinggalkan kawan-kawan lama ku, dan akupun berteman dengan mereka yang selalu mengingatkanku kepada Allah. kutinggalkan pemikiran bebasku dan segala aktivitas yang dibenci olehNya. dan akupun menemukan arti kebebasan yang sesungguhnya. kebebasan yang membuatku tenang: kebebasan dari nafsu yang mengekang, dengan semurni penghambaan kepada Tuhan.
*
17 Mei 2015, saat peserta Rapat dan Pawai Akbar berbondong-bondong meninggalkan lapangan karebosi menuju lapangan Masjid Al-Markaz. Aku ada di antara barisan kaum muslimin yang bangga memegang panji agamanya, yang lantang meneriakkan takbir, tahlil dan tahmid.
ya, aku ada di sana, di barisan ratusan para muslimah. tanpa ragu meneriakkan ,"Khilafah...Khilafah...Khilafah...Allahu Akbar!"
(terinspirasi dari kisah hijrah seorang kawan)
20/12/15
Comments
Post a Comment