Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2014

Kapan Kembalimu

Khilafah, nyaris seabad kita tak bertemu, aku rindu... Dengan izin Allah pergimu, dan dengan izinNya pula kan kembali segera, kami tahu... Dan kami sudah terlalu rindu untuk bertemu... Sangat rindu... Hadirmu yang ditunggu-tunggu Dari waktu ke waktu, seiring lenyapnya jejakmu Banyak yang menyangsikan kembalimu, Seperti mimpi bayangmu... Utopis bagi sebagian mereka berkata Tetapi iman kami mengadu, Hadirmu adalah seperti mentari yang usir gulita Khilafah, kapan kah kau tegak kembali? Nyaris kering air mata kami, Nyaris luruh darah kami, Nyaris tak berbekas aqidah kami Apakah kau tunggu hingga layak pejuang-pejuang Agama ini? Mungkin banyak dari kami yang tak sadar diri, Termasuk juga aku Mungkin banyak diantara kami tak layakkan diri Tuk jadi pengusung tegakmu Karena itukah tak kunjung kembali dirimu? Khilafah, kami rindu ingin bertemu... Mungkinkah masih berdenyut jantung kami Saat tiba masa itu Yang kami tahu,  Kami t

Bersama LDK Fosdik Al-Umdah UNM

saya tahu gambar-gambar ini suatu hari akan dikenang terkhusus oleh mahasiswa UNM yang tergabung dalam LDK Fosdik Al Umdah UNM (afwan, kalau teman2 fosdik merasa ada yg tidak syar'ie dari blog ini, tegur saja saya)

Motivasi Menulis

Menulis. Ah ya! Baru lagi saya biarkan jemari saya menari di atas tuts-tuts keyboard. Ingatan saya mencatat hari ini adalah malam ke 21 Ramadlan di usia saya yang telah genap 20 tahun Mei kemarin. Saya juga kembali mengingatkan diri saya bahwa tinggal 2 tahun lagi masa saya kuliah di kampus UNM jurusan matematika. Kenapa saya harus mengingatkan diri saya, ya... Karena harapan kedua orang tua saya dan bude saya yang telah membiayai kuliah saya adalah agar saya bisa lulus tepat waktu (yang dimana menurut mereka waktu kuliah ideal adalah 4 tahun). Do ’akan saya agar saya bisa memenuhi harapan mereka dan memenuhi harapan saya juga. Amiin. Apa yang meniatkan saya hingga saya kembali mengetik malam ini? Yah.. Sebenarnya dari kemarin-kemarin saya ingin menuangkan ide-ide saya dalam tulisan. Tetapi baru kali ini saya sempat menyapa laptop ini. Tak apalah. Sejak SMP kelas 1, ingatan saya membenarkan, waktu dimana saya mulai senang menulis. Tepatnya ketika saya diberi tugas oleh guru SMP

Sepotong Episode

“ Sebuah kisah masa lalu hadir di benakku, Saat kulihat surau itu, menyibak lembaran masa, Yang indah bersama sahabatku ” Kau tahu, suatu kesyukuran besar dalam hidupku adalah kala aku diperkenalkan dengan agamaku yang sempurna, melalui lisan seorang teman yang senang mengenakan pakaian daster yang kini ku ketahui sebagai Jilbab, pakaian syar;i muslimah.  Dan saat hari sabtu disela kosongnya hari ekskul, aku duduk dalam sebuah majlis ilmu bersama tenri teman kelasku, memperhatikan lisan isra ’ bertutur tentang aqidah islam. Tiga SMP ku catatat masa itu, perkenalan pertamaku dengan islam yang kaffah, disudut kelas yang lengang. “ Sepotong episod masa laluku, Episod sejarah yang membuatku kini Merasakan bahagia dalam diin mu,Merubah arahan langkah di hidupku ” Tersadar pikirku, melalui ketukan pelan dalam tiap halqoh ke halqoh. Hingga jilbab pertama yang kukenakan ,pemberian seorang akhwat, membuatku kian merasa mantap. Dan aku merasa kuat bersama dengan saudari-saudari

Matahari Terbit

“ Aku melihat diriku disetiap diri kalian ” ... Dia wanita yang sederhana kawan... Dengan selembar kerudung segitiga yang menjulur panjang Potongan biasa Sebuah tas samping yang melingkar di bahunya.... Tatapan teduh, Dan senyum simpul yang mendamaikan qalbu Dalam ingatanku yang tak bagus... Setidaknya itulah kali pertama aku bertemu wanita itu Disudut kecil sebuah masjid yang berdebu Beliau menyambutku dengan anggun “assalamu’alaykum”, sapanya Ia tersenyum hangat Hangat sekali... Dan ah ya, kurasa aku sudah jatuh hati ditegur pertama, Bahkan sebelum bertukar nama Hari itu ia berpakaian putih dan aku hijau, Aku duduk manis dengan sikap dibuat-buat lugu, Beliau mulai berbicara Aku menjadi pendengar yang sangat tenang. Sejak saat itu,  Aku mungkin diam-diam amat mengagumi kepribadiannya, keluasan wawasannya, keterampilannya mengambil hati, kesederhanaan budi, tuturnya yang amat santun, hatinya yang amat lembut. Dulunya aku selalu in

Beberapa Keping Kenangan

Saat lelah menyapa... Waktu-waktu kita bersama... Atau saat kaki kita teguh berjalan mengitari kampus, menemukan manusia-manusia yang menantikan datangnya taufik dan cahaya islam... Tetaplah berjuang, Saudaraku... Hingga nyata kaki ini menginjak di Jannah.

Kemana Kan bawa Pergi?

Kemana hendak ku bawa pergi? Jemari lusuh menanti, Untuk kesekian kali dapati diri, Merengkuh tak pasti Di bawah purnama berbayang, Sebalik angkuhku melayang, Haruskah ku umbar ? Haruskah ku biarkan semua  Menafsirkan jelas apa yang terasa ada Kemana hendak ku bawa pergi? Rindu yang datang setelah rengkuh ku menghilang, Setelah segala pengertian dan penantian panjang Rindu sebaiknya kau pulang, Datanglah bila sepucuk undangan telah beredar Agar perihmu sempurna  Ketika aku di pelaminan Makassar, 27 Februari 2014

catatan sebelum KIP Makassar

Apa yang hendak ku kisah hari ini? Jemariku menuntut mengabadikan hari ini sebagai latihan agar terbiasa menuliskan sesuatu. Yang mungkin di mata orang lain tak berharga, tetapi dari hal-hal itu bisa tercipta sesuatu yang berharga/ bermakna, atau minimal layak dibaca. Maka bismillah, aku menulis: Waktu makassar mencatat kurang dari dua minggu lagi agenda besar KIP yang insya Allah diselenggarakan di 68 di kota-kota besar se indonesia, khusus makassar akan diselenggarakan 1 juni bertempat di GOR sudiang. Sektor UNM yang menjadi tempatku kuliah saat ini menjadi ‘jatah’ku untuk mensosialisasikan acara ini. Bersama dengan LDK fosdik Al-’Umdah akhwat dan MHTI.  Hari ini ‘jatah’ itu kami embat; aku, kak nina, dan nurul memasuki dua kelas. Kelas pendidikan biologi 2013 dan kelas pendidikan kimia 2011. Kedua kelas ini kebetulan lagi nganggur karena nunggu dosen yang belum datang. Aku jadi teringa t  pembahasan buletin Al-Insan yang berjuduul ‘dosen terbang mahasiswa melayang’ beberapa