Skip to main content

Islam the way of life



Mata ini memandang nanar ke depan,
Terkadang perih menyergap ketika melihat kanak-kanak kecil,
Menghabiskan waktu di jalan untuk menjajakan dagangan,
Ibu yang bekerja, ayah yang bekerja, anak-anak yang bekerja bahkan nenek-nenek tua yang bekerja,
Semua karena hidup di sistem kapitalis,
Penuh dengan biaya mahal.
Orang miskin dilarang sakit, orang miskin dilarang sekolah, orang miskin tak punya hak tuk didengar,

Dada ini sering sesak rasanya,
Melihat masalah yang melanda seakan tidak ada habisnya,
Tawuran, perceraian, drama politik, korupsi, krisis ekonomi, krisis moral dan jati diri,
Hampir-hampir tak ada lagi baiknya,
Hilang sudah kebanggaan umat ini sebagai umat yang terbaik,
Umat islam tak lagi punya wibawa, umat islam kini terhina.

Oh... sungguh rupanya islam yang dulu berjaya kini tak lagi berdaya,
Terjadi karena jauhnya islam dari kaum muslimin.
Al-Qur’an berdebu dilemari, atau hanya sebagai ‘penyumpah’ para pemimpin negeri,
As-sunnah dihapalkan seperti menghapalkan grammer atau rumus-rumus kimia macami alkali
Amat jauhh ia diterapkan untuk mengatur kehidupan sehari-sehari,
Tak sedikitpun ia dijadikan ideology,
Padahal Rasullah telah berwasiat kepada kita,
“telah kutinggalkan dua perkara kepada kalian, apabila kalian berpegang teguh kepada keduanya,
Maka kalian tidak akan tersesat selama-lamanya,
Dua perkara itu adalah al-qur’an dan As-sunnah”

Wahai muslimah-muslimah yang perduli,
Apalagi yang membuatmu masih gamang menutup diri,
Buka lebarlah matamu dan saksikanlah,
Mari merenung dan berpikirlah

Seorang anak kecil palestina menjerit menahan pilu,
Perjuangan membebaskan kaum muslim di al-quds palestin
Hanya dipikul oleh anak-anak kecil dengan batu!
Hanya diperjuangkan oleh pemuda-pemuda tanpa bekal kekuatan militer,
Dan mata kita hanya mampu menonton dari layar kaca,
Mereka berteriak nyaring,
“akan kuadukan kepada Allah... Akan kuadukan kepada Allah... bahwa kaum muslim meninggalkan kami sendiri,
bahwa kaum muslimin memiliki tentara tetapi tak digunakan untuk membela kami,
akan kuadukan kepada Allah, bahwa jasad-jasad kami tertimpa reruntuhan bom dan puing-puing bangunan,
ibu-ibu kami direnggut kehormatannya secara bejat oleh tentara kafir,
tetapi mereka hanya diam menyaksikan...”

wahai muslimah-muslimah yang berazzam ingin mulia dengan islam,
hidup didalam terang tentu lebih baik daripada hidup dalam gelap
ambillah islam secara keseluruhan,
masuklah kedalam islam secara kaffah dan totalitas,
perjuangan ini takkan berhasil bila hanya diusung oleh segelintir orang,
perjuangan ini membutuhkan kebersamaan,
karena kerja-kerja seorang diri tentu tak sama dengan kerja banyak orang

saudariku yang kucintai karena Allah,
tak ada jalan perjuangan yang mudah,
tak ada keistiqomahan yang singkat,
jalan ketakwaan selalu penuh dengan ujian,
olehnya bersatu kita akan saling menguatkan
berjamaah membuat kita akan saling mengingatkan,

jika kau lelah, akan ada yang menguatkanmu,
jika kau bosan, akan ada yang menyemangatimu,
jika kau berbelok, akan ada yang meluruskanmu
jika kau lalai, akan ada yang menegurmu,
itulah persaudaraan karena Allah
dan kebersamaan karena memperjuangkan agama Allah.

Bila terbersit ragu dalam hatimu,
Maka coba renungkalah, dan tanyakan kepada dirimu sendiri,
Apa yang telah engkau lakukan untuk membeli surganya Allah?
Sudahkah engkau menjadi setabah Bilal bin Rabbah yang dadanya ditindih batu disaat terik,
Sudahkah jiwa, harta, waktu dan tenaga telah mampu membeli surganya Allah?
Bila terbersit ragu dalam hatimu,
Bayangkanlah,
Bahwa hidup ini sungguh amat singkat,
Amat rugilah orang yang tidak menggadaikan hidupnya demi izzul islam wa muslimin,
Sementara tidak ada jaminan, tentang bagaimana kita setelah kehidupan ini,
Akankah kita kembali pada sebaik-baik tempat kembali,
Atau malah kepada Api Neraka Jahannam kita dilemparkan dengan keji.

Semoga dengan kebersamaan dalam ketakwaan ini,
Allah mempertemukan kita kembali dalam Surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai...

Comments

Popular posts from this blog

TANYA JAWAB SEPUTAR MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)

1.     Apakah MEA? Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara yang sebelumnya telah dicanangkan dalam AFTA (ASEAN Free Trade Area ) pada tahun 1992.   Pasar bebas ASEAN adalah gagasan World Trade Organization (WTO ) yang bertujuan untuk menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi, yang meniscayakan aliran barang, jasa, investasi, modal dan buruh terampil.   Tentu saja yang mampu memanfaatkan akses terbuka itu adalah negara, perusahaan dan individu yang memiliki daya saing tinggi.  2.     Apa sajakah potensi ASEAN? Secara geografis, negara-negara di Asia Tenggara memiliki karakteristik wilayah fisik yang beranekaragam. Negara-negara ASEAN terdiri dari negara kepulauan yang luas, semenanjung, daratan-benua, tidak-berpantai ( landlocked ) sampai negara kota. Ditinjau berdasarkan luas wilayah, negara-negara di kawasan tersebut mempunyai rentang dari negara kepulauan seperti Indonesia, sampai negara-kota seperti Singapura.

3 Pertanyaan Besar dalam Hidup (Uqdatul Kubra)

Ada 3 Pertanyaan Besar yang harus bisa dijawab oleh orang yang hidup. 3 pertanyaan ini seperti simpul besar, yang apabila ini bisa dijawab dengan benar maka ia akan bisa menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan lain dan menyelesaikan masalah-masalah hidupnya dengan benar. jawaban yang benar ini akan membuat kita merasakan ketenangan hati, terpuaskan akal kita dan sesuai dengan fitrah manusia. pertanyaannya yaitu: DARI MANA MANUSIA BERASAL?, UNTUK APA MANUSIA HIDUP DI DUNIA INI ?dan AKAN KEMANA KITA SETELAH KEHIDUPAN INI? coba deh kalian jawab. apa jawaban kalian. tulisan ini akan saya lanjutkan dengan jawaban yg insya Allah memuaskan.

Filosofi Lilin : Menerangi yang Lain tetapi Tidak Diri Sendiri

gambar dari https://billditewig.files.wordpress.com/2015/02/candle.jpg Janganlah menjadi seperti lilin, ia memberi cahaya bagi sekitarnya, tetapi membinasakan dirinya  sendiri -Izzah Haq-    pernah dengar kalimat seperti ini? "orang itu kalau menasehati bagus, tetapi sendirinya tidak melaksanakan". Atau yang semisal ,"dia selalu mengkritik kesalahan orang lain tetapi diri sendiri tidak diperhatikan".  Terkadang ada orang yang bijak dalam bertutur kata, lisannya adalah lisan seorang pengemban dakwah tetapi tingkah lakunya amat jauh dari apa yang diucapkannya. Ia mampu menasehati orang lain untuk berubah menjadi lebih baik, tetapi nasehatnya tidak ia laksanakan sendiri. Tidak Selaras antara perkataan dan perbuatan. Demikian kita bisa menyimpulkan, Berkaitan dengan ini Allah SWT menegur dalam beberapa ayat di dalam Al-Qur'an, diantaranya : “Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu ker