Ahad, 7 Juni 2016. Hari ini kami melepas Mar’ah dengan tangisan terisak. Tangisku
adalah gabungan dari kekecewaan pada diri sendiri, pada keadaan keluarga kami
dan ketidakmampuanku merubah dan mencegah keadaan, menjauhkan si bungsu dari
kakak dan uminya. Menyekolahkan mar’ah berkilo-kilo jauhnya dari kami adalah
pilihan terakhir kami, setelah berusaha untuk menyekolahkannya di sekolah
negeri yang biaya sekolahnya lebih ringan, namun apa mau dikata, ia tak mampu
menembus sekolah negeri dikarenakan nilai UN yang menjadi acuan dalam seleksi
sekolah dikalahkan oleh siswa lain yang nilainya jauh lebih tinggi.
Saya sendiri merasa saat ini di depan mata ada kabut tebal
yang pekat yang sangat sulit untuk disibak. Seperti jalan ke depan begitu sulit
untuk ditebus.
Dan pada titik dimana saya nyaris rubuh, saya hanya berdo’a
kepada Sang Maha Kuasa,” Ya Allah, kuatkanlah kami, berilah ketabahan kepada
kami, Ampunilah kami, Sayangilah Kami, dan jadikanlah penderitaan kaum muslimin
berakhir dengan tegaknya Khilafah Rasyidah”
Comments
Post a Comment