Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2015

Tentang Rindu dan Masa Lalu

masa lalu kini menjelma menjadi rindu rindu yang bisu sebuah masa gemilang dimana senyum sering rekah kesulitan, kesusahan menamakan kita, tetapi bersama, kita bersemi indah. rindu itu kini menjelma dimana ada jeda, tentang masa lalu, tentang kebersamaan syahdu dimana rindu ini kan beradu? selain nama yang bisa kusebut satu per satu selain tempat kita bertemu selama 3 tahun tempat di sisi mata hati, yang tak sempat tertengok namun selalu kurindui aku kan selalu merindukan masa itu, semoga kita selalu bersama, entah itu dalam rasa yang sama, entah itu dalam sejatinya kisah pengorbanan semoga rinduku senantiasa tertuang, terpanjat dalam ingatan dan munajat 2012, spesial to ROHIS SMA Negeri 22 Makassar

Wanita dengan Sejuta Kekurangan

ia wanita, Berparas biasa, berpakaian sederhana. Tak perduli mode dan merk terkenal, Ia wanita yang terlalu apa adanya, Tak berhias diri dan tak berdandan. Baginya cukup dengan gamis longgar dan kerudung panjang bersih. Ia wanita dengan sejuta kekurangan Ia wanita, Tak punya piala berderet di lemarinya, Tak punya koleksi buku dari novelis favoritnya, Ia tak seperkasa sri kandi, Ia bukan penulis handal, Ia bukan sejarawan berjalan, Ia bukan penghafal al-Qur’an, Ia wanita dengan sejuta kekurangan, Yang masih mencoba menata kekurangan Ia wanita, Yang kadang penakut, Tak pandai bicara di depan publik, Dan tak tahu bagaimana mengungkapkan isi hati dan kepalanya. Ia lebih sering diam, Dan berbicara lewat tulisan. Ia wanita dengan sejuta kekurangan Ia wanita, Yang akan terus belajar, Tetapi ia butuh sering diingatkan dan diperhatikan, Karena ia sering lalai, Karena ia pelupa, Ia wanita dengan sejuta kekurangan, Yang berjanji t

khilafah, solusi negeri 1001 bencana

optel pekan ke-tiga Januari. oleh Tim Kontak Aktivis (TKA) MHTI chapter UNM

Pudarnya Peran Pergerakan Mahasiswa sebagai Agent of Change

Mahasiswa dan gerakannya sudah menjadi semacam mitos dalam panggung perpolitikan republik Indonesia. Didakwa sebagai pahlawan yang berjasa melengserkan para pemimpin diktator dari kursi kekuasaannya di masa lampau, kisah heroisme tentang mahasiswa terus dirawat dan diregenerasi agar para mahasiswa terus-menerus dapat menjadi semacam ratu adil yang turun dari menara gadingnya kelak sehingga dapat memperbaiki keadaan masyarakat ketika kondisi mulai carut-marut dan kezaliman mulai merajalela kembali. Namun diskursus tentang gerakan mahasiswa, dalam hal ini adalah gerakan politik, mulai mengalami ancaman yang serius. Banyak para pakar dan ahli berkata bahwa setelah rezim orde baru jatuh, gerakan mahasiswa jadi melempem dan mengalami kemunduran yang signifikan. Maka usaha-usaha untuk merestorasi kembali gerakan mahasiswa untuk “kembali ke jalan yang benar” pun digalakan. Ada yang berinisiatif untuk merestorasinya mulai dari sudut pandang budaya, moral, sampai politik. Hamri (Ketua H

Dalam Dekapan Ukhuwah

Alangkah syahdu menjadi kepompong, berkarya dalam diam, bertahan dalam kesempitan. Tetapi bila tiba waktu untuk jadi kupu-kupu, tak ada pilihan selain terbang menari; melantun kebaikan di antara bunga, menebar keindahan pada dunia. Alangkah damai menjadi bebijian; bersembunyi di kegelapan, menanti siraman hujan, menggali hunjaman dalam-dalam. Tapi bila tiba saat untuk tumbuh dan mekar, tak ada pilihan kecuali menyeruak menampilkan diri; bercecabang menggapai langit, membagikan buah manis di tiap musim pada segenap penghuni bumi. Pernah ada waktu-waktu dalam ukhuwah ini  kita terlalu akrab bagai awan dan hujan merasa menghias langit, menyuburkan bumi, dan melukis pelangi namun tak sadar, hakikatnya kita saling meniadai. Iman adalah mata yang terbuka mendahului datangnya cahaya tapi jika terlalu silau, pejamkan saja lalu rasakan hangatnya keajaiban. Iman kita agaknya bukan bongkah batu karang yang tegak kokoh. Dia hidup bagai cabang menjulang dan dedaun rimbun. Selalu tu

Sajak Pembebasan

sajak ku sajak pembebasan, seperti nyanyian pembebasan dari pengekangan, dari pembangkangan, dari pembenaran sajak ku sajak pembebasan, mengajak mu, kawan memanggil nama mu, para pejuang, para politisi islam, para cendekiawan, untuk BANGKIT dan SEGERALAH SADAR!? dunia butuh perubahan dunia membutuhkan mu, wahai pejuang 1924 dendam kita terhitung, kepergian 'ibu' kita, sang pelindung, sang peri'ayah tangan pembunuh yang masih berlumur darah merangkul kita, pejuang, tak beri waktu kita untuk menangis, bahkan mengenang. dendam kita, kawan, ingat 1924 kita telah mengalami kehilangan yang besar, bahkan kini kita sudah banyak yang lupa,  kita pernah memiliki 'ibu' yang membahagiakan, kita pernah memiliki institusi penerap dan pengemban islam, kita pernah memiliki 'ibu' 13 Abad lamanya, tetapi kulihat seakan kau lupa, kawan. ku ingatkan kau dendam itu, pejuang agar kau mengerti siapa lawan dan siapa kawan s