Skip to main content

ujian keistiqomahan



Mata ini akan selalu menangis, melihat orang-orang yang gugur dari jalan perjuangan,
Entah yang gugur karena kerasnya ujian,
atau karena tertipu dengan perhiasan dunia yang melenakan,
Atau gugur karena jasadnya telah berpulang.

Jalan perjuangan memang jalan yang tak mudah,
Jalan ini menggariskan hidup kita penuh dengan kesulitan,
Menghambat dari mana saja, menghalau siapa saja.
Untuk yang tak tahan dengan beratnya perjuangan,
Maka sesungguhnya imannya rapuh dan tak kuat dengan derita,
Padahal derita dijalan Allah juga turut dirasakan oleh Rasulullah dan para sahabatnya,
Tengoklah bagaimana Yasir menyaksikan nyawa ayah dan ibunya direnggut karena berpegang teguh pada keimanan.
Rahim Ibu yang melahirkannya ditusuk dengan tombak hingga menembus daging dan tulang belulang,
Ayah yang telah rapuh dihajar tanpa ampun hingga menyusul istrinya,
Keduanya tak sudi melontarkan kata pengingkaran kepada Rabbnya sekalipun hanya dibibir saja, Bukti Iman yang tak tergoyahkan.

Lihat, betapa ternyata dakwah ini membuat kita mesti benar-benar tunduk pada Tuhan semesta alam,
Meyakini bahwa yang menggenggam nyawa kita hanya Allah, meyakini bahwa yang memiliki Ibu dan ayah kita juga Allah dan Allah bebas untuk mengambil keduanya dari kita, bahkan menjadikan keduanya sebagai ujian juga dalam keistiqomahan.
Mari kita simak kembali pada apa yang menimpa Mus’ab bin Umair.
Seorang pemuda yang dicintai dan mencintai ibunya. Baktinya kepada sang ibu sungguh luar biasa.
Akan tetapi ketika keinginan ibu menjadi penghalang bagi keislamannya, tak ragu ia tinggalkan ibunya.
Surga memang dibawah telapak kaki ibu,
Tapi pemilik surga itu adalah Allah,
Maka seorang pejuang akan menempatkankan urusan lainnya diurutan kesekian, dan meletakkan Allah dan RasulNya pada urutan pertama.

Dunia memang sungguh membuai dan melenakan,
Tapi ternyata tak jarang, permainan dan senda gurau ini malah melalaikan para pejuang dari tujuan hidupnya yang utama.
Hidup di alam demokrasi yang sekuler, menuntut banyak hal: uang, pekerjaan, materi, yang sifatnya hanya sementara.
Pejuang yang terlena dengan pekerjaan, terbuai dengan permainan, boleh jadi melupakan tujuannya hidup di dunia ini hanyalah untuk beribadah kepada Allah,
Aktivitas perjuangannya mungkin tak lagi dianggapnya sebagai kemuliaan hidup,
Ia lupa bahwa ia akan kembali,
Dan harta, pekerjaan, ijasah, teman-teman, materi, itu semua tidak akan dibawa mati.

Kematian adalah hal yang pasti terjadi.
berjuang atau tidak berjuang pasti mati.
Tetapi kematian manakah yang paling indah?
Mati dalam keadaan berjuang
Atau
Mati dalam keadaan meninggalkan perjuangan?
Mati menggapai Ridha Allah
Atau
Mati tanpa mendapatkan ridla dari Allah???

Semoga kita tetap istiqomah

“Jika kamu ada di jalan yang benar menuju Allah, berlarilah. Jika itu berat untukmu, berlari-lari kecil lah. Jika kamu lelah, berjalanlah. Dan jika kamu tidak bisa, merangkaklah, tapi JANGAN PERNAH berhenti ataupun berbalik arah”
-Imam Syafi'i


Comments

Popular posts from this blog

TANYA JAWAB SEPUTAR MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)

1.     Apakah MEA? Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara yang sebelumnya telah dicanangkan dalam AFTA (ASEAN Free Trade Area ) pada tahun 1992.   Pasar bebas ASEAN adalah gagasan World Trade Organization (WTO ) yang bertujuan untuk menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi, yang meniscayakan aliran barang, jasa, investasi, modal dan buruh terampil.   Tentu saja yang mampu memanfaatkan akses terbuka itu adalah negara, perusahaan dan individu yang memiliki daya saing tinggi.  2.     Apa sajakah potensi ASEAN? Secara geografis, negara-negara di Asia Tenggara memiliki karakteristik wilayah fisik yang beranekaragam. Negara-negara ASEAN terdiri dari negara kepulauan yang luas, semenanjung, daratan-benua, tidak-berpantai ( landlocked ) sampai negara kota. Ditinjau berdasarkan luas wilayah, negara-negara di kawasan tersebut mempunyai rentang dari negara kepulauan seperti Indonesia, sampai negara-kota seperti Singapura.

3 Pertanyaan Besar dalam Hidup (Uqdatul Kubra)

Ada 3 Pertanyaan Besar yang harus bisa dijawab oleh orang yang hidup. 3 pertanyaan ini seperti simpul besar, yang apabila ini bisa dijawab dengan benar maka ia akan bisa menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan lain dan menyelesaikan masalah-masalah hidupnya dengan benar. jawaban yang benar ini akan membuat kita merasakan ketenangan hati, terpuaskan akal kita dan sesuai dengan fitrah manusia. pertanyaannya yaitu: DARI MANA MANUSIA BERASAL?, UNTUK APA MANUSIA HIDUP DI DUNIA INI ?dan AKAN KEMANA KITA SETELAH KEHIDUPAN INI? coba deh kalian jawab. apa jawaban kalian. tulisan ini akan saya lanjutkan dengan jawaban yg insya Allah memuaskan.

Filosofi Lilin : Menerangi yang Lain tetapi Tidak Diri Sendiri

gambar dari https://billditewig.files.wordpress.com/2015/02/candle.jpg Janganlah menjadi seperti lilin, ia memberi cahaya bagi sekitarnya, tetapi membinasakan dirinya  sendiri -Izzah Haq-    pernah dengar kalimat seperti ini? "orang itu kalau menasehati bagus, tetapi sendirinya tidak melaksanakan". Atau yang semisal ,"dia selalu mengkritik kesalahan orang lain tetapi diri sendiri tidak diperhatikan".  Terkadang ada orang yang bijak dalam bertutur kata, lisannya adalah lisan seorang pengemban dakwah tetapi tingkah lakunya amat jauh dari apa yang diucapkannya. Ia mampu menasehati orang lain untuk berubah menjadi lebih baik, tetapi nasehatnya tidak ia laksanakan sendiri. Tidak Selaras antara perkataan dan perbuatan. Demikian kita bisa menyimpulkan, Berkaitan dengan ini Allah SWT menegur dalam beberapa ayat di dalam Al-Qur'an, diantaranya : “Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu ker