Skip to main content

Posts

Showing posts from 2016

Buncahan Rindu

Dan adalah gelisah yang merantai Mengunci dalam ribuan bisik Mengurung dalam waktu yang terasa bergegas Ah, apa ini? Ada semacam rasa di sanubari Yang mendorongku tegar, padahal sedang gusar Yang membuatku tenang, meski air mata menggenang Yang menghantarku bertemu jalan, padahal pelik seakan gunung yang menghadang Rasa yang kian menyala, kala kubersimpuh Kian terasa, kala kubersujud Waktu berputar dan kernyit dahi kian dalam Seberapa lama lagi akan terinsafi Seberapa lama lagi untuk menyadari Ah, duhai diri, sadarkah kau itulah panggilan iman Panggilan keyakinan Usah cari alasan lagi, duhai diri Kau rindu dekapan RabbMu Kau ingin tersungkur mengadu Kau mau meratap, menangis, meminta ampunan TuhanMu Ah, astaghfirullah, astaghfirullah Dan Muhammad Rasul Allah, Seakan tersuruk, jauh namanya tak kau sebut Terlupakan, dikalahkan sosok sosok manusia yang lebih kau puja Bak dewa Lalu kau anggap apa tumitnya yang berdarah kala dilem

Islam the way of life

Mata ini memandang nanar ke depan, Terkadang perih menyergap ketika melihat kanak-kanak kecil, Menghabiskan waktu di jalan untuk menjajakan dagangan, Ibu yang bekerja, ayah yang bekerja, anak-anak yang bekerja bahkan nenek-nenek tua yang bekerja, Semua karena hidup di sistem kapitalis, Penuh dengan biaya mahal. Orang miskin dilarang sakit, orang miskin dilarang sekolah, orang miskin tak punya hak tuk didengar, Dada ini sering sesak rasanya, Melihat masalah yang melanda seakan tidak ada habisnya, Tawuran, perceraian, drama politik, korupsi, krisis ekonomi, krisis moral dan jati diri, Hampir-hampir tak ada lagi baiknya, Hilang sudah kebanggaan umat ini sebagai umat yang terbaik, Umat islam tak lagi punya wibawa, umat islam kini terhina. Oh... sungguh rupanya islam yang dulu berjaya kini tak lagi berdaya, Terjadi karena jauhnya islam dari kaum muslimin. Al-Qur’an berdebu dilemari, atau hanya sebagai ‘penyumpah’ para pemimpin negeri, As-sunnah dihap

ujian keistiqomahan

Mata ini akan selalu menangis, melihat orang-orang yang gugur dari jalan perjuangan, Entah yang gugur karena kerasnya ujian, atau karena tertipu dengan perhiasan dunia yang melenakan, Atau gugur karena jasadnya telah berpulang. Jalan perjuangan memang jalan yang tak mudah, Jalan ini menggariskan hidup kita penuh dengan kesulitan, Menghambat dari mana saja, menghalau siapa saja. Untuk yang tak tahan dengan beratnya perjuangan, Maka sesungguhnya imannya rapuh dan tak kuat dengan derita, Padahal derita dijalan Allah juga turut dirasakan oleh Rasulullah dan para sahabatnya, Tengoklah bagaimana Yasir menyaksikan nyawa ayah dan ibunya direnggut karena berpegang teguh pada keimanan. Rahim Ibu yang melahirkannya ditusuk dengan tombak hingga menembus daging dan tulang belulang, Ayah yang telah rapuh dihajar tanpa ampun hingga menyusul istrinya, Keduanya tak sudi melontarkan kata pengingkaran kepada Rabbnya sekalipun hanya dibibir saja, Bukti Iman yang tak tergoy